Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tutup 100.000 Akun Media Sosial yang Sebarkan Berita Palsu

Kompas.com - 17/05/2023, 16:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - China telah mengintensifkan upaya untuk membersihkan internet dari berita dan rumor palsu.

Negara itu menutup lebih dari 100.000 akun online selama sebulan terakhir, dimana akun itu seolah menyamar sebagai jangkar berita dan agensi media.

Cyberspace Administration of China (CAC) meluncurkan kampanye khusus untuk membersihkan informasi online, dengan fokus pada akun media sosial yang menyebarkan berita palsu dan menyamar sebagai media yang dikendalikan negara.

Baca juga: Mendayung di antara China dan Amerika

Dilansir dari Reuters, regulator mengatakan telah menghapus 107.000 akun unit berita palsu dan jangkar berita dan 835.000 informasi berita palsu sejak 6 April.

Pembersihan dilakukan saat China dan negara-negara di seluruh dunia bergulat dengan gencarnya liputan berita palsu secara online, dengan banyak undang-undang yang menerapkan untuk menghukum pelakunya.

Penyebaran berita di media sosial China, bagaimanapun, sudah sangat dikontrol, dengan platform seperti Weibo yang mirip Twitter mendukung tagar topik yang diproduksi oleh media pemerintah.

Sementara itu menyensor tagar pada masalah atau insiden yang dianggap sensitif oleh Beijing, bahkan jika itu menjadi viral.

CAC mengatakan tinjauannya menemukan akun yang menyamar sebagai media berita otoritatif dengan memalsukan adegan studio berita dan meniru presenter berita profesional, menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat jangkar untuk menyesatkan publik.

Berita palsu diidentifikasi mencakup topik hangat seperti insiden sosial dan urusan internasional saat ini, menurut pernyataan yang diposting CAC pada hari Senin (15/5/2023) di situs webnya.

"(CAC) akan memandu platform online ... untuk melindungi hak dan kepentingan yang sah dari mayoritas pengguna internet untuk mendapatkan berita yang otoritatif dan nyata," kata regulator itu.

Baca juga: AS dan Mikronesia Perbarui Pakta, Lawan Dominasi Pasifik China

Mereka menambahkan bahwa pihaknya mendorong pengguna untuk memberikan petunjuk tentang berita dan jangkar palsu.

Pemerintah China telah secara teratur memerintahkan tindakan pembersihan untuk menghapus materi dan bahasa di internet yang dianggap tidak pantas, ofensif, dan ancaman bagi publik dan bisnis.

Baru-baru ini, CAC bersumpah untuk menindak komentar online jahat yang merusak reputasi bisnis dan pengusaha.

Baca juga: Kisah Cheng Lei, 1.000 Hari Dipenjara China Tanpa Alasan Jelas dan Belum Divonis

Teknologi AI generatif yang baru lahir seperti ChatGPT telah memperkenalkan lapisan kehati-hatian lainnya.

China baru-baru ini menangkap seorang pria di provinsi Gansu karena diduga menggunakan ChatGPT untuk membuat cerita palsu tentang kecelakaan kereta api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com