Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: AI Dapat Gantikan 300 Juta Pegawai Penuh Waktu

Kompas.com - 29/03/2023, 19:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dapat menggantukan setara 300 juta pegawai penuh waktu, menurut laporan bank investasi Goldman Sachs.

Artinya, AI bisa menggantikan seperempat tugas kerja di AS dan Eropa, tetapi juga dapat menciptakan pekerjaan baru dan lonjakan produktivitas.

Pada akhirnya, AI disebut dapat meningkatkan total nilai tahunan barang dan jasa yang diproduksi secara global sebesar 7 persen.

Baca juga: ChatGPT di Tengah Perang AI Baru Google Vs Microsoft

AI generatif yang mampu membuat konten mirip pekerjaan manusia merupakan kemajuan besar, kata laporan tersebut.

Prospek pekerjaan

Laporan Goldman Sachs menyebutkan dampak AI akan bervariasi di berbagai sektor, yaitu 46 persen tugas dalam administrasi dan 44 persen dalam profesi hukum dapat diotomatisasi, tetapi hanya 6 persen dalam konstruksi dan 4 persen dalam pemeliharaan.

BBC News sebelumnya melaporkan kekhawatiran beberapa seniman bahwa generator gambar AI dapat membahayakan prospek pekerjaan mereka.

"Satu-satunya hal yang saya yakini adalah tidak ada cara untuk mengetahui berapa banyak pekerjaan yang akan digantikan oleh AI generatif," kata Carl Benedikt Frey, direktur pekerjaan masa depan di Sekolah Oxford Martin, Universitas Oxford, kepada BBC dikutip pada Rabu (29/3/2023).

“Apa yang dilakukan ChatGPT, misalnya, memungkinkan lebih banyak orang dengan kemampuan menulis rata-rata dapat menghasilkan esai dan artikel.

"Oleh karena itu, jurnalis akan menghadapi lebih banyak persaingan, yang akan menurunkan upah, kecuali ada peningkatan permintaan sangat signifikan untuk pekerjaan semacam itu.

"Pertimbangkan munculnya teknologi dan platform GPS seperti Uber. Tiba-tiba, mengetahui semua jalan di London nilainya jauh lebih rendah, sehingga pengemudi lama mengalami pemotongan gaji besar, sekitar 10 persen menurut penelitian kami.

"Hasilnya adalah upah yang lebih rendah, bukan lebih sedikit pengemudi.

"Selama beberapa tahun ke depan, AI generatif kemungkinan akan memiliki efek serupa pada serangkaian tugas kreatif yang lebih luas," terangnya.

Baca juga: Manfaat ChatGPT dan Keunggulannya

Menurut penelitian yang dikutip oleh laporan Goldman Sachs, 60 persen pekerja sekarangg melakukan pekerjaan yang tidak ada pada 1940.

Namun, penelitian lain menunjukkan perubahan teknologi sejak 1980-an menggusur pekerja lebih cepat daripada menciptakan lapangan kerja.

Lalu, jika AI terus berkembang seperti teknologi informasi sebelumnya, hal itu dapat mengurangi lapangan kerja dalam waktu dekat.

Meski begitu, dampak jangka panjang dari AI sangat tidak pasti, menurut kepala eksekutif think tank Resolution Foundation Torsten Bell kepada BBC News.

"Kami tidak tahu bagaimana teknologi akan berkembang atau bagaimana perusahaan akan mengintegrasikannya ke dalam cara kerja mereka," ujar dia.

"Itu bukan berarti AI tidak akan mengganggu cara kita bekerja, tetapi kita juga harus fokus pada potensi standar hidup yang diperoleh dari pekerjaan dengan produktivitas lebih tinggi dan layanan lebih murah untuk dijalankan, serta risiko tertinggal jika perusahaan dan ekonomi lain beradaptasi dengan lebih baik terhadap perubahan teknologi."

Baca juga: Trump Ditangkap dan Putin Dipenjara... di Dunia AI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com