Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Berhasil Kloning 3 Sapi Super, Terobosan Baru dari Ilmuwan

Kompas.com - 02/02/2023, 19:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

BEIJING, KOMPAS.com – Ilmuwan China berhasil mengkloning tiga sapi super yang dapat memproduksi susu dalam jumlah yang tinggi.

Media Pemerintah China melaporkan, keberhasilan kloning ketiga sapi super tersebut merupakan terobosan bagi industri susu China dalam mengurangi ketergantungannya terhadap sapi impor.

Ningxia Daily melaporkan, terobosan tersebut dilakukan oleh para ilmuwan dari Northwest University of Agricultural and Forestry Science and Technology.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Ilmuwan Korsel Ciptakan Kloning Serigala Pertama di Dunia

Dilansir dari CNN, Rabu (1/2/2023), ketiga sapi tersebut dilahirkan di wilayah Ningxia dalam rentang waktu yang berbeda menjelang Tahun Baru Imlek pada 23 Januari.

Sapi hasil kloning pertama lahir pada 30 Desember 2022 melalui operasi caesar karena ukurannya yang relatif besar dengan berat 56,7 kilogram (kg).

Ketiganya dikloning dari sapi yang sangat produktif dari ras Friesian Holstein, yang berasal dari Belanda.

Ras sapi ini disebut mampu menghasilkan 18 ton susu per tahun atau 100 ton susu seumur hidupnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: 5 Mitos Terkait Kloning Hewan...

Menurut Technology Daily, para ilmuwan tersebut membuat 120 embrio kloning dari sel telinga sapi yang sangat produktif dan menanamkannya di induk sapi pengganti.

Ilmuwan utama dalam proyek tersebut, Jin Yaping, mengatakan kepada Global Times bahwa kelahiran ketiga sapi super tersebut merupakan terobosan.

Dia menuturkan, keberhasilan itu memungkinkan China melestarikan sapi terbaik dengan cara yang layak secara ekonomi.

Jin menuturkan, sejauh ini hanya lima dari 10.000 sapi di China yang dapat menghasilkan 100 ton susu seumur hidup mereka.

Baca juga: 5 Mitos Terkait Kloning Hewan

Di satu sisi, beberapa sapi yang sangat produktif tidak teridentifikasi sampai akhir hidup mereka, sehingga sulit untuk membiakkannya.

Ketergantungan China atas sapi perah dari luar negeri sangatlah tinggi. Sebanyak 70 persen sapi perah di China diimpor dari luar negeri, menurut Global Times.

“Kami berencana membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun untuk membangun kawanan yang terdiri dari lebih dari 1.000 sapi super,” ujar Jin.

Baca juga: Wajib Tonton, Ini 3 Rekomendasi Film tentang Kloning Manusia

Jumlah tersebut menurut Jin bisa menjadi landasan untuk mengatasi ketergantungan China pada sapi perah luar negeri dan risiko gangguan rantai pasokan.

Cina telah membuat kemajuan signifikan di bidang kloning hewan dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, sebuah perusahaan kloning hewan di China menciptakan serigala Arktik hasil kloning pertama di dunia.

Pada 2017, ilmuwan China mengatakan mereka memproduksi sapi hasil kloning dengan resistensi yang tinggi terhadap tuberkulosis, risiko yang dihadapi sapi-sapi di banyak negara.

Baca juga: [HOAKS] Gempa 2,7 Magnitudo di California Berkaitan dengan Tempat Kloning Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com