SANTIAGO, KOMPAS.com - Curah hujan musim dingin yang tidak biasa membuat bunga warna-warni bermekaran di dataran tandus gurun Atacama, dan mendorong pemerintah Chile untuk bergerak melindungi daerah tersebut.
Bulan ini, presiden baru Chile Gabriel Boric, mengumumkan bahwa area tersebut akan dijadikan taman nasional untuk menjaga gurun berbunga, sebuah fenomena langka yang terjadi setiap beberapa tahun.
Status itu adalah komitmen perlindungan tertinggi yang diberikan negara, meskipun area pasti untuk taman nasional “Gurun Berbunga” belum ditentukan.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Ancaman Besar Keamanan Energi Global, Layaknya Perang Ukraina
Diperkirakan wilayahnya akan berada di antara kota utara Copiapó dan Vallenar di gurun Atacama - tempat terkering di Bumi.
“Pengumuman ini adalah berita bagus … dan ini sejalan dengan komitmen kami untuk menjadi pemerintahan ekologis yang mengutamakan manusia dan alam,” kata Maisa Rojas, menteri lingkungan Chile sebagaimana dilansir Guardian pada Sabtu (29/10/2022).
Rojas, seorang ilmuwan iklim terkenal yang duduk di Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, mengatakan bahwa orang harus “menghormati gurun bahkan dalam masa dormansinya … karena benih dan umbi masih di sana menunggu siklus baru”.
Setiap beberapa tahun, lebih dari 200 spesies tanaman bermekaran, menghasilkan hamparan bunga ungu, merah muda, dan kuning yang spektakuler di gurun Atacama.
Banyak spesies endemik di daerah tersebut, termasuk nolanas, huillis, dan ananucas.
VIDEO: Chilean government creates national park to protect desert flowers.
Flowers bloom in the Atacama Desert, the most arid region of the world. Chilean President Gabriel Boric recently announced that the area would be made a national park to protect the flowering phenomenon pic.twitter.com/oMtpc03ZTo
— AFP News Agency (@AFP) October 5, 2022
Baca juga: Patung-patung Buddha Kuno Muncul dari Dasar Sungai Yangtze China Usai Kekeringan Parah Melanda
Tumbuhan tersebut adalah tumbuhan geofit, artinya umbinya terbengkalai di bawah tanah selama periode kering dan, ketika hujan musim dingin akhirnya tiba, bunga-bunga akan muncul ke permukaan pada musim semi berikutnya.
Kadal, mamalia, dan serangga berduyun-duyun ke daerah itu ketika bunga-bunga muncul, dengan rubah gurun, tikus dan guanaco bergabung dengan belalang dan kupu-kupu.
Fenomena ini biasanya mengikuti El Nino, fase hangat dari sistem cuaca di perairan tropis Samudra Pasifik yang mendorong curah hujan di daerah pesisir gurun Atacama.
Namun fenomena tahun ini sangat tidak biasa karena La Nina, siklus dingin, yang justru membuat bunga-bunga bermekaran.
Mekarnya bunga secara besar-besaran terlihat di area ini terakhir terjadi pada 2017. Para ilmuwan meyakini fenomena tersebut dapat berlangsung hingga akhir November tahun ini.
“Semua sistem biologis ekstrem berada di ambang kelangsungan hidup – itulah mengapa sangat penting untuk melindungi mereka,” kata Dr Cristian Atala, seorang profesor di institut biologi Universitas Katolik Valparaíso, yang menyambut baik keputusan pemerintah untuk mendeklarasikan taman nasional.
“Dorongan sekecil apa pun (berguna), mengingat siklus ini bisa hilang selamanya karena mereka lebih sensitif daripada kebanyakan,” tambahnya kepada Guardian.