Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengecoh "Mesin Keamanan" Xi Jinping agar Protes Tak Berujung Bui

Kompas.com - 13/10/2022, 11:20 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Jack Yao, seorang anggota Partai Komunis China, tidak pernah ingin menjadi aktivis.

Dilansir dari Reuters, setelah lolos dari kemiskinan pedesaan dan bergabung dengan kelas menengah Beijing melalui studi dan pekerjaan selama beberapa dekade, dia melihat dirinya sebagai anak patriotik dari pemerintahan sukses partai.

Namun, kehidupan pria berusia 43 tahun itu telah berubah.

Baca juga: AS Terbitkan Strategi Keamanan Nasional Baru, China Masih Jadi Sasaran Utama

Dia dan ribuan orang lainnya tiba-tiba kehilangan akses ke tabungan mereka dalam skandal penipuan perbankan pada bulan April lalu.

Hal ini dipicu serangkaian pemberi pinjaman pedesaan di Provinsi Henan dan Anhui.

Dia melampiaskan kemarahannya di media sosial dan mendiskusikan protes dengan sesama korban untuk melobi pihak berwenang untuk mengembalikan dana mereka.

Namun, dia malah menemukan dirinya dalam mesin pengawasan sosial berteknologi tinggi pemerintah.

Baca juga: Taiwan Perkuat Pertahanannya Hadapi Kemungkinan Perang dengan China

Protes Yao dan ribuan rekannya dari seluruh negeri datang selama waktu yang sensitif bagi China.

Xi Jinping akan mengamankan masa jabatan kepemimpinan ketiga di sebuah kongres partai mulai Minggu, yang akan memastikan tempatnya sebagai pemimpin yang paling kuat sejak Mao Zedong.

Perbedaan pendapat berkepanjangan, gelombang kemarahan rakyat, dari pemogokan hipotek hingga protes penguncian Covid-19, telah bertahan meskipun ada tindakan keras keamanan.

China, negara dengan keamanan paling kuat di dunia, ternyata menyimpan api dalam sekam.

Baca juga: Taiwan: China Pelajari Pengalaman Perang Ukraina untuk Diterapkan di Taiwan

"Saya sering menerima lebih dari selusin panggilan telepon sehari dari polisi, siang dan malam," kata Yao, yang bekerja di sebuah perusahaan milik negara.

Yao khawatir tidak akan pernah bisa memulihkan tabungan hidupnya lebih dari 10 juta yuan.

Pihak berwenang China mengatakan, stabilitas sosial adalah dasar untuk masa depan yang makmur dan mengabaikan keluhan hak asasi manusia sebagai propaganda Barat dan campur tangan dalam urusan internal.

Kisah-kisah yang diceritakan kepada Reuters oleh Yao dan 14 korban bank lainnya, yang menggunakan media sosial untuk mendiskusikan dan mengoordinasikan upaya untuk memulihkan dana mereka, mengungkapkan skala dan jangkauan aparat keamanan berteknologi tinggi China.

Baca juga: Beri Saran Solusi Konflik China-Taiwan, Elon Musk Disanjung Beijing tapi Dicela Taipei

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com