NEW YORK CITY, KOMPAS.com – Dewan Keamanan PBB akan melakukan pemungutan suara soal resolusi yang mengutuk referendum di empat wilayah Ukraina sebagai dasar pencaplokan bagi Rusia.
Presiden Dewan Keamanan PBB saat ini, Perancis, mengatakan bahwa pemungutan suara akan dilakukan pada Jumat (30/9/2022) di New York City, AS, sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Dilansir AFP, resolusi tersebut dirancang oleh AS dan Albania.
Baca juga: Putin Akan Gelar Upacara Pencaplokan 4 Wilayah Ukraina di Kremlin
Resolusi tersebut tidak memiliki peluang untuk disahkan karena Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, memiliki hak veto.
Meski demikian, resolusi tersebut bisa diajukan ke Majelis Umum PBB jika tidak lolos di Dewan Keamanan PBB.
Dilihat AFP, rancangan resolusi tersebut berbunyi mengutuk referendum di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson adalah ilegal dan tidak memiliki validitas.
Hasil referendum, lanjut rancangan resolusi, tidak dapat menjadi dasar untuk setiap perubahan status di keempat wilayah itu termasuk pencaplokan.
Baca juga: Ukraina Terkini: Putin Akui Kemerdekaan 2 Wilayah Ukraina, Zaporizhzhia dan Kherson
Rancangan resolusi itu juga menyerukan negara-negara anggota tidak mengakui pencaplokan wilayah oleh Rusia serta menuntuk Moskwa menarik semua pasukannya dari Ukraina tanpa syarat.
Terlepas hak Rusia untuk menggunakan vetonya pada resolusi tersebut, semua mata juga akan tertuju pada tanggapan dari India dan China.
India dan China memutuskan abstain dalam pemungutan suara pada Februari soal resolusi yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Awal pekan ini, China menyatakan bahwa integritas teritorial semua negara harus dihormati.
Baca juga: Putin ke Erdogan: Referendum di 4 Wilayah Ukraina Transparan dan Sesuai Hukum
Jika rancangan resolusi kali ini benar-benar dibawa ke Majelis Umum PBB, hasilnya akan menggambarkan betapa terisolasinya Rusia di mata internasional.
Seorang analis di lembaga think tank International Crisis Group, Richard Gowen, mengatakan bahwa Barat diam-diam yakin dunia internasional akan memberikan dukungan kuat terhadap integritas wilayah Ukraina.
“Saya pikir banyak negara mulai mundur dari dukungan untuk Ukraina di PBB saat perang berlanjut,” kata Gowen.
Gowen menambahkan, pencaplokan yang dilakukan Rusia justru membuat negara-negara yang dulunya ragu akan memutuskan mendukung Ukraina.
“Pada akhirnya (Presiden Rusia Vladimir) Putin telah membuat kesalahan diplomatik yang mendasar,” ujar Gowen.
Baca juga: Putin Beri Kewarganegaraan Rusia untuk Edward Snowden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.