Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DK PBB Gelar Pemungutan Suara soal Resolusi Mengutuk Pencaplokan Rusia

Kompas.com - 30/09/2022, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP,Reuters

NEW YORK CITY, KOMPAS.com – Dewan Keamanan PBB akan melakukan pemungutan suara soal resolusi yang mengutuk referendum di empat wilayah Ukraina sebagai dasar pencaplokan bagi Rusia.

Presiden Dewan Keamanan PBB saat ini, Perancis, mengatakan bahwa pemungutan suara akan dilakukan pada Jumat (30/9/2022) di New York City, AS, sekitar pukul 15.00 waktu setempat.

Dilansir AFP, resolusi tersebut dirancang oleh AS dan Albania.

Baca juga: Putin Akan Gelar Upacara Pencaplokan 4 Wilayah Ukraina di Kremlin

Resolusi tersebut tidak memiliki peluang untuk disahkan karena Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, memiliki hak veto.

Meski demikian, resolusi tersebut bisa diajukan ke Majelis Umum PBB jika tidak lolos di Dewan Keamanan PBB.

Dilihat AFP, rancangan resolusi tersebut berbunyi mengutuk referendum di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson adalah ilegal dan tidak memiliki validitas.

Hasil referendum, lanjut rancangan resolusi, tidak dapat menjadi dasar untuk setiap perubahan status di keempat wilayah itu termasuk pencaplokan.

Baca juga: Ukraina Terkini: Putin Akui Kemerdekaan 2 Wilayah Ukraina, Zaporizhzhia dan Kherson

Rancangan resolusi itu juga menyerukan negara-negara anggota tidak mengakui pencaplokan wilayah oleh Rusia serta menuntuk Moskwa menarik semua pasukannya dari Ukraina tanpa syarat.

Terlepas hak Rusia untuk menggunakan vetonya pada resolusi tersebut, semua mata juga akan tertuju pada tanggapan dari India dan China.

India dan China memutuskan abstain dalam pemungutan suara pada Februari soal resolusi yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Awal pekan ini, China menyatakan bahwa integritas teritorial semua negara harus dihormati.

Baca juga: Putin ke Erdogan: Referendum di 4 Wilayah Ukraina Transparan dan Sesuai Hukum

Jika rancangan resolusi kali ini benar-benar dibawa ke Majelis Umum PBB, hasilnya akan menggambarkan betapa terisolasinya Rusia di mata internasional.

Seorang analis di lembaga think tank International Crisis Group, Richard Gowen, mengatakan bahwa Barat diam-diam yakin dunia internasional akan memberikan dukungan kuat terhadap integritas wilayah Ukraina.

“Saya pikir banyak negara mulai mundur dari dukungan untuk Ukraina di PBB saat perang berlanjut,” kata Gowen.

Gowen menambahkan, pencaplokan yang dilakukan Rusia justru membuat negara-negara yang dulunya ragu akan memutuskan mendukung Ukraina.

“Pada akhirnya (Presiden Rusia Vladimir) Putin telah membuat kesalahan diplomatik yang mendasar,” ujar Gowen.

Baca juga: Putin Beri Kewarganegaraan Rusia untuk Edward Snowden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com