SINGAPURA, KOMPAS.com – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Senin (8/8/2022) memperingatkan potensi salah penghitungan atas ketegangan di Selat Taiwan.
Dia mengatakan, ketegangan kemungkinan tidak segera mereda di tengah kecurigaan yang mendalam antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Hal tersebut disampaikan Lee dalam pidato yang disiarkan televisi, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Taiwan Akan Latihan Anti-Invasi di Tengah Latihan Militer China
Lee menuturkan, Singapura akan diterpa persaingan dan ketegangan yang intens di kawasan itu.
“Di sekitar kita, badai sedang berkumpul. Hubungan AS-China memburuk, dengan masalah yang sulit dipecahkan, kecurigaan yang mendalam, dan keterlibatan yang terbatas," kata Lee.
“Ini tidak mungkin membaik dalam waktu dekat. Selain itu, salah penghitungan atau kecelakaan dapat dengan mudah memperburuk keadaan,” sambung Lee.
Lee mengatakan, tantangan ekonomi saat ini lebih mendesak.
Baca juga: Bagaimana China Memandang Taiwan dan AS?
Dia menambahkan, Pemerintah Singapura akan meluncurkan lebih banyak tindakan dalam beberapa bulan mendatang untuk membantu orang mengatasi kenaikan harga.
Inflasi Singapura masih melambung dalam beberapa bulan terakhir.
Bank sentral Singapura lantas memperketat kebijakan moneternya pada 14 Juli dalam sebuah langkah off-cycle untuk mengatasi tekanan biaya.
Baca juga: China Lanjutkan Latihan Militer, Tunjukkan Seberapa Dekat dengan Taiwan
Sebelumnya, Singapura mengumumkan paket dukungan untuk sebagian besar kelompok berpenghasilan rendah guna membantu mengurangi peningkatan biaya hidup akibat inflasi dan kenaikan harga energi.
“Dunia tidak mungkin kembali dalam waktu dekat ke tingkat inflasi dan suku bunga rendah yang telah kita nikmati dalam beberapa dekade terakhir,” ucap Lee.
Dia menuturkan, negara berpenduduk 5,5 juta orang itu kini harus merencanakan jauh ke depan serta mengubah industri, meningkatkan keterampilan, dan meningkatkan produktivitasnya.
Baca juga: Kapal Perang China dan Taiwan Berhadapan di Selat Taiwan, Bermanuver Bagai Kucing dan Tikus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.