Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berondong Moskwa dengan Sanksi, AS Masih Impor Pupuk Rusia

Kompas.com - 24/07/2022, 15:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Meski memberondong Moskwa dengan berbagai sanksi dan memblokir sejumlah komoditas karena invasi ke Ukraina, AS masih mengimpor produk pupuk dari Rusia.

Dikutip Reuters pada Jumat (22/7/2022), data pelacakan kapal menunjukkan bahwa sebuah kapal tanker yang membawa produk pupuk cair dari Rusia akan tiba di AS beberapa hari mendatang.

Laporan tersebut muncul saat kekhawatiran meluas bahwa harga pupuk global yang tinggi dapat menyebabkan kekurangan pangan.

Baca juga: Rusia Nyatakan Siap Tingkatkan Ekspor Bahan Pangan dan Pupuk

Sejauh ini, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden belum memasukkan komoditas pertanian Rusia, termasuk pupuk, ke dalam daftar hitam setelah Moska menginvasi Ukraina.

Namun, banyak bank dan pedagang Barat menghindari pasokan Rusia karena takut melanggar aturan yang berubah dengan cepat.

Rusia dan Ukraina masih tetap menjadi eksportir utama pupuk dunia yang saat ini harganya terus naik. Padahal, pupuk penting untuk sektor pertanian terutama jagung, kedelai, beras, dan gandum.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, AS menjatuhkan beragam sanksi ke Moskwa dan mengurangi impor untuk bebrbagai komoditas seperti minyak, batu bara, dan gas alam yang dicairkan (LNG).

Baca juga: Usai Bertemu Jokowi, Putin Nyatakan Siap Penuhi Permintaan Pupuk Negara Sahabat, Termasuk Indonesia

Pada Jumat, Reuters melaporkan bahwa kapal tanker berbendera Liberia, Johnny Ranger, dijadwalkan tiba di New Orleans pada Senin (25/7/2022) membawa sekitar 39.000 ton larutan urea amonium nitrat.

Larutan tersebut merupakan pupuk yang diproduksi dengan menggabungkan urea, asam nitrat, dan amonia

Reuters melaporkan, kehadiran kapal tersebut berdasarkan pantauan dari pelacak kapal Refinitiv Eikon serta informasi dari beberapa sumber.

Menurut data Refinitiv Eikon, kapal tanker tersebut diisi muatan saat di St Petersburg, Rusia, pada bulan lalu.

Baca juga: Pengusaha Amerika Ciptakan Pupuk Kompos Berbahan Mayat Manusia

Rincian tentang penjual dan pembeli tidak segera tersedia. Kementerian Keuangan AS dan badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menolak berkomentar.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, Washington tidak pernah menjatuhkan sanksi kepada makanan atau produk pertanian dari Rusia.

“Tidak seperti Pemerintah Rusia, kami tidak tertarik mempersenjatai makanan untuk menciptakan krisis kemanusiaan dengan mengorbankan populasi yang rentan,” kata juru bicara tersebut.

Juru bicara tersebut menambahkan, sanksi-sanksi yang telah dijatuhkan AS kepada Moskwa tetap berlaku sampai Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan perangnya di Ukraina.

Pada 2021, AS mengimpor pupuk urea amonium nitrat senilai 262,6 juta dollar AS dari Rusia, menurut Kementerian Perdagangan AS.

Baca juga: Kabar Gembira, Pupuk dari Batu Bara Karya Anak Bangsa Raih Hak Paten di AS

Berita video "Putin Nyatakan Siap Penuhi Permintaan Pupuk Negara Sahabat" dapat disimak di bawah ini


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com