KOMPAS.com - Informasi paling banyak dibaca di kanal Global Kompas.com Jumat (22/7/2022), paling banyak datang dari isu yang tentu saja akan terus panas dan bergulir: Perang Rusia-Ukraina.
Rangkuman hari ke-148 invasi jadi puncaknya, disusul komentar Zelensky.
Ada pula berita lain yang mendapat banyak atensi. Berikut rangkuman selengkapnya. Selamat membaca.
Baca juga: Biden Positif Covid, Xi Jinping Sampaikan Pesan Simpati
Senjata tetap terangkat. Pasukan terus bergerak. Pertempuran Rusia-Ukraina kian bergejolak.
Apa yang terjadi? Bagaimana situasi di titik api perang? Berikut rangkuman hari ke-148 serangan Rusia ke Ukraina, seperti dilansir Al Jazeera.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Profil Negara Sri Lanka: Letak, Mata Uang, dan Bendera
Militer Ukraina berpotensi mendapat keuntungan di medan perang dan menimbulkan kerugian besar di Rusia, kata Presiden Volodymyr Zelensky pada Kamis (21/7/2022) setelah bertemu dengan para komandan senior.
Dilansir Reuters, Zelensky, berbicara dalam pidato video larut malam, mengatakan pertemuan itu telah membahas pasokan senjata modern, menambahkan intensitas serangan terhadap Rusia harus ditingkatkan.
"(Kami) setuju bahwa pasukan kami memiliki potensi kuat untuk maju di medan perang dan menimbulkan kerugian baru yang signifikan pada penjajah," katanya.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Ekspor Gandum Ukraina, Kyiv Cuma Mau Deal dengan PBB dan Turkiye, Tanpa Rusia
Iran akan secara bertahap menghapus dollar AS dalam transaksi perdagangan negara tersebut dengan Rusia.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Sentral Iran (CBI) Ali Salehabadi dalam wawancara yang disiarkan kantor berita resmi IRNA, Kamis (21/7/2022).
Sejauh ini, volume perdagangan antara Iran dan Rusia mencapai 4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 60 triliun, sebagaimana dilansir CGTN.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Jepang Setuju Buang 1 Juta Ton Air Olahan Limbah PLTN Fukushima ke Laut
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan pada Jumat (22/7/2022) bahwa pihaknya khawatir dengan ancaman baru dari Rusia. Jepang juga memiliki kekhawatiran yang meningkat tentang Taiwan.
Hal itu terungkap dalam sebuah laporan tahunan yang muncul saat Jepang mempertimbangkan untuk meningkatkan pengeluaran militer secara signifikan.
Dokumen tersebut mencakup bab tentang invasi Rusia ke Ukraina, yang dikatakan berisiko mengirim pesan "bahwa upaya untuk mengubah status quo secara sepihak dengan paksa dapat diterima".
Baca juga: Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina Akan Ditandatangani Rusia
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.