Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laut Hitam Terancam Jadi Zona Panas Baru dalam Perang Rusia-Ukraina Beberapa Minggu ke Depan

Kompas.com - 06/06/2022, 20:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Panglima Tertinggi Sekutu NATO James Stavridis mengatakan pada Minggu (5/6/2022) bahwa "babak baru" dalam perang Rusia-Ukraina akan dibuka di Laut Hitam.

Menurutnya, hal itu akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang dan melibatkan sekutu Barat yang mengawal pengiriman biji-bijian dari Ukraina.

Baca juga: Ukraina Klaim Kuasai Separuh Severodonetsk, Rusia Akan Balas dengan Serangan Besar

Berbicara kepada pembawa acara John Catsimatidis di acara radio Cats Roundtable, Stavridis mencatat bahwa kapal militer Rusia "mendominasi bagian utara Laut Hitam."

"Mereka memiliki 40 kapal perang, Ukraina secara efektif tidak punya sama sekali. Rusia memblokade pantai Ukraina itu—tidak mengizinkan pengiriman penting biji-bijian yang penting bagi ekonomi Ukraina, tetapi sangat penting untuk persediaan pangan dunia," kata Stavridis sebagaimana dilansir Newsweek.

"Jadi saya pikir Anda akan melihat … (gesekan) terbuka dalam konflik ini, yang akan menyangkut pengawalan kapal tanker biji-bijian masuk dan keluar dari Odessa," tambahnya.

Stavridis mengatakan dia meyakini bahwa misi itu akan dilakukan oleh PBB, NATO dan Amerika Serikat dan sekutunya.

"Tapi itu akan menjadi babak baru dalam perang, yang saya pikir akan muncul selama beberapa minggu ke depan," tambahnya.

Baca juga: Rusia Bombardir Kyiv dengan Rudal, Diluncurkan dari Laut Kaspia

Pada Mei, seorang pejabat Ukraina mengklaim bahwa AS sedang mengerjakan rencana untuk menargetkan kapal-kapal Rusia di Laut Hitam untuk menghilangkan blokade.

"Pekerjaan efektif Ukraina di kapal perang meyakinkan (AS) untuk mempersiapkan rencana untuk membuka blokir pelabuhan," kata penasihat kementerian dalam negeri Ukraina Anton Gerashchenko di Twitter bulan lalu.

"Pengiriman senjata anti-kapal yang kuat (Harpoon dan Naval Strike Missile dengan jangkauan 250-300 km) sedang dibahas."

Kapal Angkatan Laut Rusia dari Armada Laut Hitam berpatroli di aria Pelabuhan Laut Mariupol di Mariupol, di wilayah di bawah pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, Ukraina timur, Senin, 30 Mei 2022.AP PHOTO Kapal Angkatan Laut Rusia dari Armada Laut Hitam berpatroli di aria Pelabuhan Laut Mariupol di Mariupol, di wilayah di bawah pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, Ukraina timur, Senin, 30 Mei 2022.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada Selasa (31/6/2022) bahwa PBB bekerja sama dengan pejabat Ukraina untuk mengangkut gandum melewati blokade Rusia.

“Rusia memainkan ‘hunger games’ dengan dunia, dengan memblokir ekspor makanan Ukraina dengan satu tangan dan mencoba untuk mengalihkan kesalahan pada Ukraina dengan (tangan) yang lain,” cuit Kuleba.

Lebih lanjut, kata dia, Ukraina sedang mengerjakan operasi internasional yang dipimpin PBB dengan angkatan laut mitra. Maksudnya untuk memastikan rute perdagangan yang aman tanpa risiko keamanan.

Baca juga: Putin Peringatkan Akan Incar Target Baru jika Barat Terus Pasok Senjata ke Ukraina

Wakil Gubernur Kota Pelabuhan Ukraina Odessa Ala Stoyanova, baru-baru ini mengatakan dia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha membuat negara-negara miskin kelaparan dengan blokade Laut Hitam.

"Ketika dia memblokir pelabuhan kami, ini berarti dia memeras dunia," kata Stoyanova kepada The Telegraph.

Rusia mengatakan akan mengizinkan biji-bijian meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina jika sanksi yang dijatuhkan pada negara itu dilonggarkan.

Newsweek yang melaporkan berita ini telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia dan Kementerian Luar Negeri Ukraina untuk memberikan komentar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com