Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rezim Otoriter Kazakhstan Runtuh Usai 30 Tahun Berkuasa, Tokoh Pendiri Tak Lagi Punya Hak Istimewa

Kompas.com - 06/06/2022, 18:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

NURSULTAN, KOMPAS.com - Hasil referendum Kazakhstan memutuskan untuk mengakhiri cengkeraman 30 tahun pemimpin dan pendiri bangsa, Nursultan Nazarbayev, di negara terkaya di Asia Tengah itu.

Menurut komisi pemilihan, warga Kazakhstan memberikan suara yang besar untuk perubahan konstitusi dalam sebuah referendum setelah kerusuhan mematikan awal tahun ini.

Baca juga: Presiden Tokayev Mundur Sebagai Ketua Partai Penguasa Kazakhstan

“Referendum dapat dianggap sah,” kata ketua komisi pemilihan Kazakhstan Nurlan Abdirov pada Senin (6/6/2022) sebagaimana dilansir Guardian.

Dia mengutip hasil awal bahwa 77 persen pemilih telah mendukung langkah tersebut. Ini melaporkan lebih dari 68 persen jumlah pemilih dalam referendum yang berlangsung pada Minggu (5/6/2022).

Pertumpahan darah Januari, yang tumbuh dari protes damai atas lonjakan harga bahan bakar mobil, menewaskan lebih dari 230 orang.

Insiden itu mendorong pihak berwenang untuk memanggil pasukan dari blok keamanan yang dipimpin Rusia.

Dorongan untuk "Kazakhstan Baru" setelah kekerasan datang dari pria yang dipilih Nazarbayev untuk menggantikannya sebagai presiden pada 2019, Kassym-Jomart Tokayev.

Baca juga: Presiden Tokayev Umumkan Reformasi Politik Kazakhstan, Ubah Banyak Aturan

Tokayev, (69 tahun), menggambarkan referendum cepat sebagai pergeseran dari aturan "super-presidensial".

Mantan presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev berpidato di depan publik.
'Keluarganya merampok negara': kultus kepribadian mantan pemimpin Kazakhstan runtuh

Tetapi tidak adanya hak istimewa bagi Nazarbayev yang berusia 81 tahun adalah perubahan paling mencolok pada konstitusi.

Sebelum krisis Januari, Tokayev secara luas dilihat sebagai penguasa di bawah bayang-bayang Nazarbayev dan kerabatnya yang super kaya.

Bahkan setelah mengundurkan diri sebagai presiden, Nazarbayev mempertahankan gelar konstitusional "elbasy", atau "pemimpin bangsa".

Peran itu memberinya pengaruh atas pembuatan kebijakan terlepas dari posisi formalnya.

Konstitusi baru akan mengecualikan status itu.

Baca juga: Kazakhstan Umumkan Rencana Reformasi Konstitusi Batasi Kekuasaan Presiden

Amandemen lain dalam konstitusi Kazakhstan mencegah kerabat presiden memegang posisi pemerintahan.

Ketentuan itu secara jelas menjadi tanggapan atas kritik soal pengaruh keluarga dan mertua Nazarbayev, yang kehilangan posisi kuat setelah kerusuhan Januari lalu.

Hingga kini, masih sangat minim informasi yang terkait Krisis Tahun Baru di Kazakhstan, dengan penutupan internet oleh pemerintahnya selama berhari-hari di puncak kerusuhan membantu mengaburkan peristiwa itu lebih lanjut.

Protes berkecamuk di wilayah barat penghasil minyak atas kenaikan harga bahan bakar Tahun Baru. Tetapi kota Almaty, 2.000 kilometer jauhnya, menjadi pusat bentrokan bersenjata, penjarahan dan pembakaran.

Kota Nursultan, yang disebut Astana sebelum 2019, sebagian besar tetap tidak tersentuh.

Baca juga: Gantikan China, Bagaimana Cara Kazakhstan Jadi Negara Penambang Kripto Terbesar Kedua Dunia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com