Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Rusia Membuat Mesin Propaganda Baru untuk Perang Ukraina

Kompas.com - 30/05/2022, 10:45 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

KYIV, KOMPAS.com - Belum genap sepekan Kota Berdyansk di Ukraina dikuasai tentara Rusia, sebuah kantor media online baru yang berpihak pada Kremlin muncul di kota itu.

Perusahaan itu, yang jika dalam Bahasa Inggris bernama Southern Front (Front Selatan), membuat dan menyebarkan propaganda pro-Vladimir Putin melalui YouTube, aplikasi media sosial Telegram, dan sebuah situs yang menyasar area-area baru yang berada di dalam kendali Rusia.

Southern Front mengunggah pesan pertamanya tepat pada hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, dan sekarang media itu sudah memiliki beberapa koresponden yang memasok berita setiap harinya.

Baca juga: Abaikan Seruan Sanksi Uni Eropa, Serbia Mantap Amankan Kesepakatan Gas dengan Rusia

BBC telah mengungkap bahwa temuan-temuan dalam laporan mereka itu tidak sama seperti yang pertama kali muncul.

Pada awal Maret, koresponden Southern Front berada di Berdyansk. Mereka melaporkan para tentara Rusia tampaknya telah menggagalkan sebuah serangan dan membunuh dua warga Maroko yang terlibat dalam serangan tersebut. Si reporter menuduh para laki-laki itu adalah tentara bayaran untuk Ukraina.

Namun, tampaknya beberapa unsur dalam video tersebut direkayasa.

Dua laki-laki Maroko yang diidentifikasi dalam serangan tersebut diduga membawa izin tinggal di Ukraina saat mereka ditemukan.

BBC melacak salah satu dari mereka. Menurut laporan Southern Front, laki-laki itu sudah tewas, tapi BBC berbincang dengannya di media sosial. Dia meminta identitasnya dirahasiakan, tapi dia mengatakan tidak mengetahui atas laporan Rusia itu dan dia sudah meninggalkan Ukraina sebelum invasi dan kembali ke Maroko.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-95 Serangan Rusia ke Ukraina: Pertempuran untuk Sievierodonetsk Berlanjut, Zelensky Kunjungi Garis Depan di Kharkiv

Katu identitas salah satu laki-laki Maroko yang berbicara dengan BBC, terpampang dalam laporan video Southern Front.SOUTHERN FRONT via BBC INDONESIA Katu identitas salah satu laki-laki Maroko yang berbicara dengan BBC, terpampang dalam laporan video Southern Front.

Southern Front mengunggah video-video yang berisi klaim tidak berdasar secara rutin.

Kebanyakan laporan mereka mengeklaim bahwa "kehidupan yang damai" telah berlangsung di daerah yang sudah dikuasai, dilengkapi narasi yang membenarkan invasi Rusia.

Dalam sebuah paket video, seorang koresponden melaporkan dari perpustakaan. Dia mengaku menemukan banyak contoh buku yang berisi "simbol Nazi". Tidak ada bukti yang terlihat di layar. Buku-buku yang muncul di depan kamera malah karya-karya penulis Ukraina kontemporer tentang peristiwa-peristiwa sejarah, seperti pertempuran Ilovaisk.

"Southern Front kemungkinan menjadi bagian dari strategi yang lebih luas dari Rusia untuk mengendalikan wilayah-wilayah di Ukraina yang sudah mereka kuasai," kata Jualia Smirnova, seorang analis dari Instute for Strategic Dialogue.

Perusahaan media itu, beserta saluran-saluran media sosialnya, menggambarkan pendudukan Rusia di wilayah selatan sebagai "pembebasan", dan tentara-tentara Rusia sebagai "pelindung", kata Smirnova.

Baca juga: Kisah Ibu di Rusia Coba Selamatkan 2 Putranya dari Pertempuran di Ukraina

Siapa di belakang Southern Front?

Southern Front muncul hanya beberapa jam setelah pasukan Rusia melakukan invasi pada 24 Februari lalu. Pada saat itu, saluran Telegramnya mempublikasikan pesan pertama.

Dalam pesan itu tertulis, "Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi khusus untuk demilitarisasi dan de-Nazifikasi wilayah Ukraina!" Kala itu jumlah pengikutnya masih 25, sekarang sudah 23.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com