Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-95 Serangan Rusia ke Ukraina: Pertempuran untuk Sievierodonetsk Berlanjut, Zelensky Kunjungi Garis Depan di Kharkiv

Kompas.com - 30/05/2022, 06:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Serangan Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-95 pada Minggu (29/5/2022) sejak dimulai pada 24 Februari.

Berikut kami rangkumkan serangan Rusia ke Ukraina hari ke-95, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Kali Pertama Sejak Invasi, Zelensky Kunjungi Ukraina Timur, Ini yang Dilakukan

Pertempuran

Pasukan Ukraina melawan serangan Rusia di Sievierodonetsk, kota terbesar yang masih mereka kuasai di Luhansk, tetapi menghadapi serangan artileri berat.

Pertempuran untuk Sievierodonetsk berlanjut dengan pasukan Rusia yang melakukan operasi penyerangan pada Sabtu (28/5/2022), kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

"Sangat sulit di sana. Dan saya berterima kasih kepada semua orang yang bertahan dari serangan gencar ini," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dia menyebut situasi militer di Ukraina timur alias Donbass sangat rumit.

Baca juga: Rusia Kembali Luncurkan Rudal Hipersonik Zircon di Tengah Invasi ke Ukraina

Zelensky menambahkan bahwa perlawanan terjadi di sejumlah tempat, termasuk Sievierodonetsk dan Lysychansk.

Rusia mengaku menggunakan serangan rudal untuk menghancurkan pos komando Ukraina di Bakhmut dan Soledar.

Kedua kota tersebut berada di jalan penting yang membentang ke barat daya dari Lysychansk dan Sievierodonetsk.

Zelensky mengunjungi pasukan di garis depan di wilayah Kharkiv, penampilan resmi pertama sang presiden di luar wilayah Kyiv sejak dimulainya invasi pada 24 Februari.

Baca juga: Perang Ukraina: Mengapa Donbass Jadi Target Minimum Invasi Rusia Saat Ini?

Diplomasi dan pembicaraan

Zelensky mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa dia yakin Rusia akan menyetujui pembicaraan jika Ukraina dapat merebut kembali semua wilayah yang telah hilang sejak invasi.

Namun, dia mengesampingkan gagasan menggunakan kekuatan untuk memenangi kembali semua tanah Ukraina yang telah hilang dari Rusia sejak 2014.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pembicaraan pekan lalu ihwal NATO dengan delegasi Finlandia dan Swedia tidak pada tingkat yang diharapkan.

Baca juga: Ukraina Terima Kiriman Rudal Harpoon dan Meriam Howitzer dari Barat

Dia menambahkan, Ankara tidak dapat mengatakan “ya” kepada negara-negara yang mereka anggap mendukung terorisme untuk gabung NATO.

Turki telah keberatan dengan pendaftaran Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO dan komentar terbaru Erdogan menunjukkan penentangannya berlanjut.

Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membebaskan 2.500 pejuang Ukraina dari pabrik baja Azovstal yang ditahan oleh pasukan Rusia.

Putin memberi tahu Macron dan Scholz bahwa Rusia bersedia membahas cara-cara yang memungkinkan Ukraina melanjutkan pengiriman gandum dari pelabuhan Laut Hitam.

Baca juga: Warga Lituania Patungan Beli Drone Canggih untuk Ukraina, Ingin Jadi Contoh Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com