Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abaikan Seruan Sanksi Uni Eropa, Serbia Mantap Amankan Kesepakatan Gas dengan Rusia

Kompas.com - 30/05/2022, 08:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Arabiya

BELGRADE, KOMPAS.com – Saat perang di Ukraina berkecamuk, Serbia mengumumkan telah mendapatkan kesepakatan gas alam yang sangat menguntungkan dengan Rusia.

Kesepakatan gas alam dengan Moskwa tersebut diumumkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic setelah bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (29/5/2022).

Vucic telah menolak untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, Serbia juga belum bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Moskwa.

Baca juga: Putin dan Vucic Sepakat Rusia Akan Terus Pasok Gas ke Serbia

Vucic, mantan ultranasionalis pro-Rusia, mengeklaim bahwa dia ingin membawa Serbia ke Uni Eropa tetapi telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk memperkuat hubungan dengan Rusia, sekutu lamanya.

Serbia hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia, sebagaimana dilansir Al Arabiya.

“Apa yang bisa saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami telah menyepakati elemen utama yang sangat menguntungkan Serbia,” kata Vucic kepada wartawan.

“Kami sepakat untuk menandatangani kontrak tiga tahun, yang merupakan elemen pertama dari kontrak yang sangat cocok dengan pihak Serbia,” sambung Vucic.

Baca juga: Operasi Terselubung, China Kirim Rudal untuk Perkuat Militer Serbia

Vucic mengatakan kepada Putin bahwa dia berharap perdamaian akan dibangun sesegera mungkin.

Kesepakatan itu kemungkinan akan ditandatangani saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berkunjung ke Belgrade awal Juni ini, kunjungan langka pejabat tinggi Rusia ke negara Eropa sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai 24 Februari.

Tidak jelas bagaimana Serbia akan menerima gas Rusia jika Uni Eropa memutuskan untuk menutup pasokan Rusia yang melewati negara-negara anggotanya.

Sejauh ini, Rusia telah memotong ekspor gasnya ke tiga negara anggota Uni Eropa yakni Finlandia, Polandia, dan Bulgaria.

Baca juga: Ribuan Warga Serbia Berdemo, Dukung Invasi Rusia ke Ukraina

Sedangkan secara keseluruhan, Uni Eropa buru-buru mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia sejak invasi dimulai.

Terlepas dari laporan tentang kekejaman di Ukraina karena invasi, Vucic dan para pemimpin Serbia lainnya enggan mengindahkan tekanan Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Para pejabat Serbia mengatakan, negara di daerah Balkan tersebut harus melawan tekanan seperti itu, bahkan jika itu berarti mengabaikan tujuan bergabung dengan Uni Eropa.

Di bawah 10 tahun pemerintahan Vucic dan propaganda pro-Kremlin tanpa henti, Serbia secara bertahap lebih condong ke Rusia.

Baca juga: China, Rusia, dan Serbia Disebut Terus Pasok Senjata ke Junta Myanmar

Jajak pendapat menunjukkan, mayoritas di negara itu lebih suka bergabung dengan semacam serikat pekerja dengan Moskwa daripada Uni Eropa.

“Kesepakatan yang dicapai oleh Presiden Vucic dengan Presiden Putin adalah bukti betapa keputusan Serbia untuk tidak berpartisipasi dalam histeria anti-Rusia dihormati,” kata Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin.

“Pemimpin bebas, rakyat bebas, membuat keputusan yang baik untuk Serbia dan tidak menerima perintah (dari Barat),” lanjut Vulin.

Baca juga: Gas dan Minyak Rusia: Berapa Besar Ketergantungan Dunia Padanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com