Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Teror Polisi AS Dipertanyakan, Hanya Diam di Lorong 45 Menit saat Penembakan SD Texas

Kompas.com - 29/05/2022, 13:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

UVALDE, KOMPAS.com - Penyelidik Amerika Serikat (AS) tengah melakukan investigasi soal kesalahan kritis yang dibuat oleh aparat dalam menanggapi penembakan massal di SD Texas yang mematikan.

Terbaru terungkap bahwa hampir 20 petugas polisi tetap berada di luar ruang kelas sekolah dasar (SD) di Kota Uvalde itu selama 45 menit, sementara anak-anak dengan panik sudah meminta bantuan 911.

Baca juga: Penembakan di SD Texas Tewaskan 19 Anak, Polisi Disebut Telat Bertindak

Departemen Keamanan Publik Texas mempertanyakan mengapa petugas menunggu di lorong hampir satu jam sebelum masuk dan menembak hingga tewas pria bersenjata.

Sebanyak 19 anak dan dua guru tewas dalam penembakan sekolah paling mematikan di AS di hampir satu dasawarsa itu.

Penyidik juga masih mencari motif penyerangan tersebut. Pelaku atas nama Salvador Ramos adalah seorang pria yang putus sekolah menengah, dan tidak memiliki catatan kriminal dan tidak memiliki riwayat penyakit mental.

Panggilan putus asa dari kelas

Kolonel Steven McCraw, direktur Departemen Keamanan Publik Texas, mengatakan setidaknya dua anak melakukan panggilan 911 dari dua ruang kelas yang bersebelahan, setelah Ramos yang berusia 18 tahun menerobos masuk dengan senapan semi-otomatis AR-15, pada Selasa (24/5/2022).

"Dia di ruang 112," bisik seorang gadis di telepon pada pukul 12.03 waktu setempat.

Baru 45 menit kemudian tim taktis yang dipimpin Patroli Perbatasan AS menyerbu masuk pada pukul 12:51, dan mengakhiri pengepungan pelaku penembakan di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, sebuah kota berpenduduk 16.000 orang di sebelah barat San Antonio.

Baca juga: Kisah Pahlawan Cilik dalam Penembakan SD di Texas, Gadis 10 Tahun Telepon 911 untuk Minta Bantuan, tetapi Ditembak

Gadis yang sama telah memohon kepada operator 911 untuk "kirim polisi sekarang" pada pukul 12.43 waktu setempat dan lagi empat menit kemudian.

Sementara di luar sekolah, orang tua sudah memohon kepada polisi untuk masuk ke kelas untuk menghentikan si pembunuh atau membiarkan mereka masuk ke sekolah sendiri.

Video menunjukkan orang tua menerobos pita kuning polisi dan menuntut petugas masuk ke sekolah.

Diketahui kemudian, setelah rentetan tembakan ketika tersangka pertama kali memasuki ruang kelas, petugas di dalam sekolah hanya menerima tembakan sporadis dari pria bersenjata itu melalui pintu kelas.

Komandan di tempat, kepala departemen kepolisian distrik sekolah, meyakini pada saat itu bahwa Ramos dibarikade di dalam dan bahwa anak-anak tidak lagi dalam bahaya, sehingga memberi petugas waktu untuk bersiap.

“Komandan di dalam kemudian membuat keputusan untuk menunggu aparat lain tiba dengan perisai balistik,” kata McCraw.

Polisi baru masuk dan membunuh Ramos setelah membuka pintu menggunakan kunci petugas kebersihan sekolah.

Baca juga: Kisah Miah Cerrillo Selamat dari Penembakan di SD Texas, Lumuri Diri dengan Darah Temannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com