Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Teror Polisi AS Dipertanyakan, Hanya Diam di Lorong 45 Menit saat Penembakan SD Texas

Kompas.com - 29/05/2022, 13:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Kesalahan prosedur?

“Melihat ke belakang di mana saya berada sekarang, tentu saja itu bukan keputusan yang tepat (menunggu),” kata McCraw sebagaimana dilansir Reuters pada Minggu (29/5/2022).

"Itu keputusan yang salah, titik," dia mengakui.

McCraw juga mengungkap saat-saat lain ketika serangan Ramos mungkin seharusnya bisa digagalkan.

Seorang petugas sekolah, kata dia, menanggapi panggilan tentang seorang pria bersenjata yang menabrakkan mobil di rumah duka di seberang jalan. Tapi Ramos yang berusaha berlindung di samping kendaraan di properti sekolah dibiarkan lewat.

Polisi mengatakan Ramos menembaki dua orang yang berdiri di luar sebelum memanjat pagar ke halaman sekolah.

Pintu yang memberi Ramos akses ke gedung itu dibiarkan terbuka oleh seorang guru, kata McCraw, yang melanggar kebijakan keamanan distrik sekolah.

Baca juga: Penembakan SD di Texas, Video Ungkap Wali Murid Nekat Terobos Police Line karena Polisi Lambat

Kolonel itu mengaku menurut protokol penegakan hukum standar, polisi diminta menghadapi penembak aktif di sekolah tanpa penundaan, dan bukannya menunggu pasukan cadangan atau lebih banyak senjata.

Alhasil, kini muncul pertanyaan tentang mengapa polisi butuh waktu lama untuk memasuki kelas.

Ironisnya, ketika kritik terhadap tanggapan oleh penegak hukum tumbuh, petugas polisi dari kota-kota sejauh Houston dan Dallas tiba di Uvalde untuk membantu mendukung otoritas lokal.

Dalam beberapa kasus, aparat malah memberikan perlindungan kepada polisi Uvalde sendiri, Wali Kota dan toko senjata tempat Ramos membeli senjatanya.

Mobil polisi diparkir di luar rumah Pedro Arredondo, kepala polisi distrik sekolah. Tanggapan polisi terhadap penembakan itu dikritik tajam antara lain oleh McCraw dan Gubernur Texas Gregg Abbott.

Pertanyaan tentang upaya polisi untuk menghentikan Ramos muncul saat kelompok advokasi hak senjata terkemuka Amerika Serikat, National Rifle Association (NRA), mengadakan konvensi tahunannya yang berjarak 275 mil (443 km) di Houston.

Baca juga: UPDATE Penembakan Massal di SD Texas: Guru Tewas Lindungi Murid, Suaminya Meninggal karena Serangan Jantung

Abbott, seorang Republikan dan pendukung hak-hak senjata yang setia berbicara dalam pertemuan itu dalam sebuah video yang direkam sebelumnya mengaku sadar akan penyimpangan polisi di Uvalde, dan mengatakan bahwa dia disesatkan dan "marah tentang apa yang terjadi."

Abbott membantah undang-undang senjata Texas yang baru diberlakukan, termasuk tindakan kontroversial yang menghapus persyaratan lisensi untuk membawa senjata tersembunyi, memiliki "relevansi apa pun" atas pertumpahan darah Selasa (24/5/2022).

Dia justru menyarankan anggota parlemen negara bagian memusatkan perhatian baru pada penanganan penyakit mental.

Presiden AS Joe Biden, seorang Demokrat yang telah mendesak Kongres untuk menyetujui pembatasan senjata baru, akan mengunjungi Uvalde pada Minggu (29/5/2022) untuk menghibur keluarga dan memberi penghormatan kepada para korban yang kebanyakan anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com