Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

53 Situs Budaya Penting dan Bersejarah di Ukraina Rusak Sejak Serangan Rusia

Kompas.com - 02/04/2022, 18:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

KYIV, KOMPAS.com - Badan kebudayaan PBB (Unesco) mengonfirmasi setidaknya 53 situs bersejarah, bangunan keagamaan dan museum mengalami kerusakan selama invasi Rusia ke Ukraina.

"Ini adalah daftar terbaru, tetapi tidak lengkap, karena para ahli kami terus memverifikasi sejumlah laporan" yang diajukan oleh pihak berwenang Ukraina, ujar juru bicara Unesco kepada AFP pada Jumat (1/4/2022) saat badan tersebut menerbitkan daftar 53 situs yang rusak di utara dan timur Ukraina.

Baca juga: Akibat Konflik Ukraina, Bunker Perlindungan Perang Dingin Swiss Kembali Populer

Unesco menggunakan citra satelit dan laporan saksi dari tempat kejadian untuk memverifikasi informasi yang diberikan oleh pihak berwenang Ukraina.

Situs-situs yang menurut Unesco telah rusak termasuk lebih dari selusin situs bersejarah di wilayah Kharkiv timur, yang mendapat serangan hebat dari Rusia, mulai dari gereja hingga situs warisan budaya yang lebih modern.

Lima berada di ibu kota, Kyiv. Sementara lima lainnya berada di wilayah Chernihiv di Ukraina utara, yang merupakan rumah bagi sekelompok situs bersejarah.

Unesco mengatakan, secara keseluruhan, 29 situs keagamaan, 16 bangunan bersejarah, empat museum, dan empat monumen dipastikan rusak.

Daftar tersebut tidak termasuk informasi dari kota Mariupol yang terkepung atau kota Kherson, yang telah direbut oleh Rusia.

Tak satu pun dari yang dipastikan rusak, masuk dalam daftar situs warisan dunia Unesco di Ukraina, seperti Katedral Saint-Sophia atau bangunan biara Kyiv-Pechersk Lavra.

Baca juga: Muslim Ukraina Rayakan Ramadhan di Tengah Perang, Berbagi Roti dan Santuni Yatim

Namun, pusat bersejarah Chernihiv ada dalam "Daftar Tentatif", yang berarti bahwa Ukraina menginginkannya dipertimbangkan mendapat status warisan dunia.

Minggu ini Wali Kota Chernihiv menuduh pasukan Rusia mengintensifkan pemboman mereka di kota yang terkepung. Padahal, ada klaim bahwa Kremlin akan mundur untuk menghormati pembicaraan damai yang sedang berlangsung.

Dalam sebuah surat yang dikirim pada 17 Maret, salinannya diperoleh AFP, direktur jenderal Unesco, Audrey Azoulay, mengingatkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, tentang kewajiban Rusia untuk melindungi warisan budaya selama konflik di bawah konvensi internasional.

“Setiap pelanggaran norma-norma ini akan membuat pelakunya dituntut atas tanggung jawab internasional,” katanya dilansir dari Guardian.

Baca juga: Ukraina Terkini: Sistem Pertahanan Gagalkan Serangan Rudal Rusia di Odessa

Dia menambahkan bahwa Unesco akan mengawasi dengan cermat keadaan warisan budaya di Ukraina.

Kementerian Kebudayaan Ukraina pada Jumat (1/4/2022) mempertimbangkan masalah yang sama. Menurut catatannya, setidaknya 135 tentara Rusia melakukan kejahatan terhadap warisan budaya Ukraina sejak perang dimulai, kantor berita Interfax-Ukraina melaporkan.

Badan tersebut mengatakan kejahatan itu termasuk menghancurkan museum sejarah lokal di wilayah Kyiv, mengebom sebuah teater di Mariupol, kota pelabuhan selatan yang dikepung oleh Moskwa selama hampir sebulan, dan merusak peringatan Holocaust di Kharkiv di Ukraina timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com