Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Disesatkan Penasihatnya Sendiri yang Terlalu Takut Ungkapkan Buruknya Perang di Ukraina

Kompas.com - 31/03/2022, 07:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin disesatkan oleh para penasihat yang terlalu takut untuk mengatakan kepadanya betapa buruknya perang di Ukraina dan betapa merusaknya sanksi-sanksi Barat.

Hal itu disampaikan sejumlah sumber dari Gedung Putih dan Eropa, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (30/3/2022).

Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina sejak 24 Februari dan belum berhenti sampai sekarang. Namun, serangan tersebut rupanya mendapat perlawanan yang keras dari Ukraina.

Baca juga: Minta Bantuan Putin Saat Serangan Rusia ke Ukraina Berlanjut, Trump Disebut Penghianat

Pasukan Ukraina bahkan telah merebut kembali sejumlah wilayah yang sempat diduduki oleh pasukan Rusia, bahkan ketika masih banyak warga sipil yang terjebak di kota-kota yang terkepung.

"Kami memiliki informasi bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia, yang telah mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan pemimpin militernya," kata Direktur Komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield kepada wartawan dalam konferensi pers.

“Kami percaya bahwa Putin disesatkan oleh para penasihatnya tentang seberapa buruk kinerja militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia dilumpuhkan oleh sanksi karena penasihat seniornya terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya,” imbuh Bedingfield.

Bedingfield mengatakan, Washington sengaja memaparkan informasi intelijen tersebut untuk menunjukkan kesalahan strategis Rusia.

Baca juga: Biden Bersedia Temui Putin dengan Syarat Ini

Kremlin tidak segera berkomentar tentang pernyataan tersebut saat dihubungi Reuters. Kedutaan Rusia di Washington juga tidak segera menjawab permintaan komentar.

Keputusan Washington untuk membagikan intelijennya secara lebih terbuka mencerminkan strategi “Negeri Paman Sam” yang telah dilakukan sejak sebelum perang dimulai.

Seorang pejabat AS kedua menambahkan, pemaparan informasi intelijen dari AS juga dapat memperumit perhitungan Putin.

“Ini berpotensi berguna. Apakah itu menabur pertikaian di jajarannya? Itu bisa membuat Putin mempertimbangkan kembali siapa yang bisa dia percayai,” kata pejabat tersebut.

Baca juga: Jika Putin ke KTT G20 Bali, Indonesia Diminta Lobi Politik ke Negara Barat

Seorang diplomat senior Eropa mengatakan, penilaian intelijen AS itu sejalan dengan analisis dari Eropa.

“Putin berpikir segalanya berjalan lebih baik daripada sebelumnya. Itulah masalahnya jika dikelilingi ‘yes man’ atau hanya duduk bersama mereka di ujung meja yang sangat panjang,” kata diplomat itu.

Dua diplomat Eropa menuturkan, para wajib militer Rusia diberitahu bahwa mereka mengambil bagian dalam latihan militer.

Tetapi, mereka harus menandatangani dokumen sebelum invasi yang memperpanjang tugas mereka.

Baca juga: Bagaimana Oligarki Rusia Terbentuk dan Hubungannya dengan Putin

"Mereka disesatkan, dilatih dengan buruk dan kemudian tiba untuk menemukan wanita tua Ukraina yang tampak seperti nenek mereka meneriaki mereka untuk pulang," tambah salah satu diplomat.

Diplomat tersebut menambahkan, saat ini belum ada indikasi bahwa situasi sekarang dapat mendorong pemberontakan di antara militer Rusia.

Namun, lanjutnya, situasinya masih belum bisa tidak dapat diprediksi dan Barat terus berharap bahwa orang-orang yang tidak bahagia akan angkat bicara.

Sejumlah analis militer mengatakan, Rusia telah membingkai ulang tujuan perangnya di Ukraina dengan cara yang dapat memudahkan Putin untuk mengeklaim kemenangan yang menyelamatkan mukanya meski pasukan Rusia mengalami kemunduran.

Baca juga: 5 Skenario Akhir Perang Rusia Vs Ukraina: Bisa Lawan NATO atau Putin Dikudeta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com