MARIUPOL, KOMPAS.com - Rusia dilaporkan terus menggempur kota Mariupol di Ukraina selama dua hari beruntun hingga Minggu (6/3/2022), mengakibatkan 200.000 orang tak bisa mengungsi.
Kebanyakan orang yang terperangkap di kota pelabuhan itu tidur di bawah tanah untuk menyelamatkan diri selama lebih dari enam hari pengepungan dan penembakan yang hampir konstan oleh Rusia.
Pasukan Rusia juga memutus pasokan makanan, air, listrik, dan pemanas, menurut pihak berwenang Ukraina.
Baca juga: Rusia Putus Listrik di Mariupol, Kota Strategis Ukraina Dekat Crimea
Pihak berwenang Mariupol awalnya berencana mengevakuasi 400.000 penduduk pada Minggu (6/3/2022) di upaya keduanya, tetapi gencatan senjata urung terlaksana dan masing-masing pihak saling menyalahkan.
"Mereka menghancurkan kita," kata Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko kepada Reuters melalui panggilan video, seraya menggambarkan keadaan kota sebelum upaya evakuasi terakhir gagal.
"Mereka bahkan tidak akan memberi kita kesempatan untuk menghitung yang terluka dan yang tewas karena penembakan tidak berhenti."
Korban tewas warga sipil dari perang di seluruh Ukraina sejak invasi Rusia terjadi pada 24 Februari mencapai 364, termasuk lebih dari 20 anak-anak, kata PBB pada Minggu, menambahkan bahwa ratusan korban lainnya luka-luka.
Rusia telah menembakkan sekitar 600 rudal sejauh ini, menurut seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS).
Staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan, Rusia mulai mengumpulkan sumber daya untuk menyerbu Kyiv.
Baca juga: Evakuasi Penduduk di Mariupol Gagal Lagi karena Rusia Lanjutkan Serangan
Rusia berulang kali membantah menyerang wilayah sipil dan mengatakan tidak berencana menduduki Ukraina
Sementara itu di Irpin, kota yang berjarak sekitar 25 km barat laut ibu kota Kyiv, sejumlah pria, wanita, dan anak-anak yang mencoba melarikan diri dari pertempuran sengit di daerah itu harus berlindung ketika rudal menghantam di dekatnya, menurut saksi mata Reuters.
Para tentara dan sesama penduduk membantu para lansia bergegas ke bus yang dipenuhi orang-orang ketakutan, dengan beberapa di antaranya meringkuk saat menunggu untuk dibawa ke tempat yang aman.
Invasi Rusia ke Ukraina menuai kecaman luas di seluruh dunia, dan menimbulkan lebih dari 1,5 juta pengungsi dari Ukraina, serta memicu sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia yang bertujuan melumpuhkan ekonominya.
Baca juga: Pentingnya Mariupol, Kota Pelabuhan Strategis yang Kini Jadi Rebutan Rusia Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.