Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampak Netral, China Bersikap Menghormati Kedaulatan Ukraina dan Masalah Keamanan Rusia

Kompas.com - 26/02/2022, 08:19 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada pejabat senior Eropa pada Jumat (25/2/2022), bahwa China menghormati kedaulatan negara, termasuk Ukraina.

Di sisi lain, dia menilai kekhawatiran Rusia tentang ekspansi NATO ke timur harus ditangani dengan benar.

Seperti diketahui, setelah berminggu-minggu peringatan dari para pemimpin Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin terbukti telah melancarkan invasi ke Ukraina dari utara, timur, dan selatan pada Kamis (24/2/2022). Ini merupakan serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Baca juga: Rusia Memveto Resolusi PBB terkait Penghentian Invasi ke Ukraina, China Abstain

Beberapa minggu sebelum invasi, China dan Rusia mengumumkan kemitraan strategis, dan sejauh ini Beijing tidak mengutuk tindakan Moskwa.

Wang menegaskan situasi saat ini di Ukraina bukanlah sesuatu yang ingin dilihat Beijing dan akan menyambut dialog langsung antara Rusia dan Ukraina sesegera mungkin.

"China dengan tegas menganjurkan untuk menghormati dan menjaga kedaulatan dan integritas teritorial semua negara," kata Wang, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters, Sabtu (26/2/202).

"Ini juga berlaku untuk masalah Ukraina," tambah dia.

Wang mengadakan panggilan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, dan seorang penasihat presiden Perancis.

"Mengingat lima putaran berturut-turut ekspansi NATO ke arah timur, tuntutan keamanan Rusia yang sah harus ditanggapi dengan serius dan ditangani dengan benar," kata Wang, menurut pernyataan itu.

Baca juga: Rangkuman Hari Kedua Serangan Rusia ke Ukraina, Putin Dikenai Sanksi, 50.000 Warga Melarikan Diri ke Luar Negeri

Dewan Keamanan PBB sendiri diperkirakan akan memberikan suara pada hari Jumat ini terkait rancangan resolusi yang menyesalkan invasi Rusia ke Ukraina.

Rusia dilaporkan memveto rancangan resolusi PBB itu, dan Wang mengatakan China secara historis telah menentang resolusi Dewan Keamanan yang menerapkan sanksi atau penggunaan kekuatan.

Dia mengatakan Dewan Keamanan PBB harus berusaha meredakan ketegangan, bukan memicunya.

Sementara iu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pada Kamis, mengatakan negara mana pun yang mendukung serangan Rusia di Ukraina akan "dinodai oleh asosiasi".

AS mengatakan perusahaan China akan menghadapi konsekuensi jika mereka berusaha membantu Moskwa menghindari kontrol ekspor yang diberlakukan oleh negara-negara Barat.

Baca juga: Daftar Sanksi Rusia akibat Invasi ke Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com