Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Outlet Berita China Tak Sengaja Bocorkan Instruksi Sensor Liputan Konflik Rusia-Ukraina

Kompas.com - 23/02/2022, 13:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah unggahan media sosial yang tidak disengaja mengungkapkan bagaimana satu outlet China menerapkan sensor saat dunia bergulat dengan peningkatan konflik Rusia-Ukraina.

The Washington Post melaporkan, Horizon News, bagian dari Beijing News, yang dimiliki oleh Partai Komunis China, mengunggah di halaman Weibo-nya pada Selasa (22/2/2022) terkait "instruksi" cara menutupi meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina.

Baca juga: Rusia-Ukraina Makin Panas, Taiwan Ikut Waspadai Ancaman

China telah memperkuat aliansinya dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara juga menjadi mitra ekonomi yang semakin aktif.

Perdagangan antara China dan Rusia tumbuh dari 10,7 miliar dollar AS pada 2004 menjadi 140 miliar dollar AS pada 2021, menurut Think Tank Carnegie Moscow Center.

Batasan ketat diberlakukan China pada kebebasan pers. Outlet berita di negara itu dibatasi dalam apa yang dapat mereka katakan tanpa campur tangan pemerintah.

Dalam unggahan Weibo, Horizon News menyatakan bahwa konten apa pun yang menggambarkan Rusia secara tidak baik tidak akan dipublikasikan.

Hal yang sama berlaku untuk narasi pro-Barat, menurut The Post.

Unggahan Weibo tersebut telah dihapus pada hari yang sama menurut catatan The Post.

Baca juga: Ketika China Hati-hati Berkomentar Soal Langkah Terbaru Putin di Donetsk dan Luhansk…


"Sederhananya, China harus mendukung Rusia dengan dukungan emosional dan moral sambil menahan diri dari menginjak-injak Amerika Serikat dan Uni Eropa," Ming Jinwei, editor senior di Xinhua News Agency, menulis dalam blog WeChat yang dikutip oleh Pos.

Xinhua adalah agen pers resmi pemerintah China.

"Di masa depan, China juga akan membutuhkan pengertian dan dukungan Rusia ketika bergulat dengan Amerika untuk menyelesaikan masalah Taiwan sekali dan untuk selamanya," tambah editor itu kemudian sebagaimana dilansir Insider pada Rabu(23/2/2022).

Di pihak AS, Presiden Joe Biden mengumumkan sejumlah sanksi baru untuk menghukum Rusia atas apa yang digambarkan Gedung Putih sebagai "awal invasi."

"Itu (Rusia) tidak akan bisa lagi mengumpulkan uang dari Barat dan tidak bisa memperdagangkan utang barunya di pasar kami atau pasar Eropa juga," kata Biden tentang sanksi AS ke Rusia.

Baca juga: 6 Negara Uni Eropa Kirim Ahli untuk Bantu Ukraina Tangani Ancaman Siber

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com