WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Twitter pada Rabu (23/2/2022) mengakui kesalahannya memblokir beberapa akun yang menyampaikan informasi tentang gerakan militer Rusia, ketika ancaman serangan ke Ukraina meningkat.
Media sosial berlogo burung itu kemudian memulihkan akses usai sempat dihentikan, karena "pekerjaan kami untuk secara proaktif menangani media yang dimanipulasi," twit kepala integritas situs Twitter Yoel Roth.
Juru bicara Twitter mengatakan, klaim sebelumnya bahwa akun tersebut dinonaktifkan oleh kampanye terkoordinasi atau komplain massal adalah tidak benar.
Baca juga: Ukraina Umumkan Kondisi Darurat, Minta Semua Warganya di Rusia Segera Pulang
"Kami mengambil tindakan penegakan hukum pada sejumlah akun karena kesalahan," tambah juru bicara itu dikutip dari AFP.
"Kami segera meninjau tindakan ini dan secara proaktif memulihkan akses ke sejumlah akun yang terpengaruh."
Seperti Facebook dan YouTube, Twitter sering dituduh tidak berbuat cukup untuk memerangi informasi palsu.
Namun, Twitter memiliki lebih sedikit sumber daya manusia dan keuangan daripada para pesaingnya di Silicon Valley untuk mengekang fenomena berbahaya tersebut.
Puluhan ribu tentara Rusia berkumpul di dekat perbatasan Ukraina, dan Barat mengatakan mereka bisa menyerang kapan saja.
Para pemimpin pemberontak di Ukraina timur sudah meminta bantuan militer Moskwa untuk melawan Kiev, kata Kremlin. Sebuah langkah yang membuka pintu bagi pasukan Rusia untuk masuk.
AS dan Inggris mengatakan, pasukan Rusia sudah siap menyerang Ukraina dan memicu perang paling serius di Eropa selama beberapa dekade.
Akan tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dia terbuka untuk negosiasi dalam batasan tertentu.
Baca juga: Toko Senjata Ukraina Diserbu Pembeli, Warga Bersiap Bela Negara Hadapi Invasi Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.