Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Band Metal Hijaber Asal Garut, Voice of Baceprot, Manggung di Eropa

Kompas.com - 04/12/2021, 20:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

HAARLEM, KOMPAS.com - Sekitar 100 penikmat musik duduk dengan rapi di bangku yang berjarak satu sama lain, mengikuti aturan pembatasan Covid-19 yang diberlakukan pemerintah Belanda.

Kasus Covid yang terus meningkat di negara itu, membuat pemerintah terpaksa melakukan pengetatan, termasuk membatasi jam penyelenggaraan even budaya, hanya hingga pukul 17.00 saja.

Imbasnya, gelaran musik di Haarlem yang sedianya digelar pada pukul 19.00 malam, terpaksa dijadwal ulang menjadi pukul 16.00.

Baca juga: Voice Of Baceprot, Band Metal 3 Gadis Garut, Gelar Tur di Eropa, Wabup hingga Sandiaga Uno Beri Apresiasi

Beberapa menit sebelumnya, band tuan rumah bergenre black metal, Neroth, tampil memukau sebagai band pembuka.

Aksi panggung band cadas beranggotakan lima personil dengan vokalis perempuan itu berhasil memanaskan suasana di tengah dinginnya suhu musim gugur yang kala itu berkisar 7 derajat C.

Tak lama kemudian, tirai berwarna gelap terbuka diiringi oleh hentakan musik yang dimainkan oleh tiga gadis muda yang bermain atraktif di atas panggung.

Lampu panggung silih berganti menyoroti ketiganya, yang dalam penampilan perdananya di benua Eropa itu berseragam setelan berwarna hitam dengan aksen rantai dan hiasan berwarna perak di celananya.

Jilbab berwarna senada menutupi kepala ketiganya.

Voice of Baceprot, band metal yang digawangi tiga perempuan muda berhijab asal Garut, Jawa Barat, akhirnya berhasil meraih mimpi seumur hidup mereka tampil di luar negeri.

Sesuatu yang oleh Widi Rahmawati - sang pembetot bas - sebut membuatnya merasa floating in the air di tengah jeda penampilan mereka.

"Ini tuh konser yang aku tunggu-tunggu lho selama beberapa tahun. Karena corona jadi enggak ada panggung yang ada penontonnya secara langsung. Jadi pas tadi lihat penonton, seneng banget," ujar Widi dengan penuh semangat ketika berbicara dengan BBC News Indonesia usai penampilan mereka di Haarlem, Belanda pada Minggu (28/11/2021).

"Asa (seperti) di awang-awang," lanjutnya kemudian.

Sementara sang penggebuk drum, Euis Siti Aisyah, masih merasa tidak percaya dirinya bisa manggung di panggung internasional.

Konser di Eropa ini adalah yang ditunggu-tunggu oleh Widi, sang pembetot bas.BBC NEWS INDONESIA/DWIKI MARTA Konser di Eropa ini adalah yang ditunggu-tunggu oleh Widi, sang pembetot bas.
"Makanya tadi pas manggung banyak aksi panggung di luar rencana saking aku excited (semangat) setelah dua tahun belum ketemu penonton," kata gadis yang akrab disapa Siti itu.

Aksi panggung sore itu sekaligus menandai tur mereka ke berbagai negara di Eropa. Selain di Belanda, tur bertajuk Fight, Dream, Believe ini digelar di Belgia, Perancis dan Swiss.

Tur yang berlangsung sejak 28 November hingga 10 Desember 2021 ini merupakan rangkaian dari promo single terbaru VoB bertajuk God, Allow Me (Please) to Play Music.

Baca juga: Perjalanan Band Metal Hijaber Voice of Baceprot asal Garut, Bertemu di Madrasah, Kini Siap Menggebrak Eropa

 

Voice of Baceprot saat manggung di Haarlem, Belanda.BBC NEWS INDONESIA/DWIKI MARTA Voice of Baceprot saat manggung di Haarlem, Belanda.
"Bukan hanya mewujudkan mimpi"

Single bertajuk School Revolution yang mengkritisi kondisi pendidikan Indonesia - dirilis pada 2018 - menjadi lagu pembuka aksi panggung mereka di Patronaat, Haarlem sore itu.

Dua lagu lama mereka, Age Oriented dan The Enemy of Earth is You menyusul kemudian, membuai penonton yang didominasi oleh warga Indonesia yang tinggal di Belanda dengan musik keras besutan tiga dara ini.

Kendati baru tiba di Belanda pada pagi harinya setelah menempuh belasan jam perjalanan dari Indonesia, ketiganya tetap menampilkan aksi panggung yang energik dan dinamis.

Ketiganya lantas menghantarkan cover dua lagu cadas Killing in the Name milik Rage Against the Machine dan Refuse/Resist milik band metal legendaris Sepultura.

Marsya menyebut penampilan mereka bukan hanya untuk mewujudkan mimpi, tapi juga menyuarakan harapan para perempuan yang masih memperjuangkan kemerdekaan mereka di tengah budaya patriarki.BBC NEWS INDONESIA/DWIKI MARTA Marsya menyebut penampilan mereka bukan hanya untuk mewujudkan mimpi, tapi juga menyuarakan harapan para perempuan yang masih memperjuangkan kemerdekaan mereka di tengah budaya patriarki.
Di hadapan penonton, gitaris sekaligus vokalis VoB, Firda Marsya Kurnia, menyebut penampilan mereka "bukan hanya untuk mewujudkan mimpi", tapi juga menyuarakan "harapan para perempuan yang masih memperjuangkan kemerdekaan mereka di tengah budaya patriarki".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com