Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

COP26: Perubahan Iklim Ancaman Besar bagi Stabilitas Keuangan Global

Kompas.com - 01/11/2021, 09:20 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Dana Moneter Internasional (IMF) mendesak para pemimpin dunia yang menghadiri KTT iklim COP26 di Glasgow menunjukkan ambisi kebijakan yang lebih besar.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua dan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva pada Minggu (31/10/2021) sebagaimana dilansir AFP.

Georgieva menyebut perubahan iklim sebagai ancaman besar bagi stabilitas makroekonomi dan keuangan.

Baca juga: Paus Fransiskus: Semoga Tangisan Bumi dan Orang Miskin Terdengar di KTT Iklim, COP26

Sebelum bertolak ke Glasgow, Georgieva membuat sebuah unggahan berjudul Ancaman Iklim Menuntut Tindakan Global yang Lebih Ambisius.

Menurutnya, jika tidak ada perubahan kebijakan dalam skala global, justru membuat emisi karbon 2030 jauh lebih tinggi dan berimplikasi terhadap kenaikan suhu bumi.

“Untuk itu, pembuat kebijakan yang menghadiri COP26 harus mengatasi dua kesenjangan kritis: dalam ambisi dan dalam kebijakan,” kata Georgieva.

Georgieva mendesak negara-negara maju mengurangi emisinya untuk alasan kesetaraan dan tanggung jawab historis.

Baca juga: COP26: Dunia Perlu Bertindak Sekarang Cegah Perubahan Iklim

“Bahkan jika komitmen saat ini untuk 2030 terpenuhi, ini hanya akan mencapai antara satu dan dua pertiga dari pengurangan yang diperlukan untuk mencegah kenaikan suhu bumi,” ujar Georgieva.

“Terlepas dari bagaimana pengurangan emisi terbagi di seluruh kelompok negara, setiap orang harus berbuat lebih banyak,” imbuh Georgieva.

Dia juga meminta negara-negara maju tetap berkomitmen menyediakan 100 miliar dollar AS (Rp 1.421 triliun) per tahun untuk negara-negara berpenghasilan rendah mulai 2020.

Pembiayaan tersebut dimaksudkan untuk mengimbangi biaya beralih dari bahan bakar fosil.

Baca juga: Jelang COP26, Inggris Desak China Berbuat Lebih Banyak Tangkal Perubahan Iklim

Dia memperingatkan bahwa berdasarkan data terbaru, dunia masih jauh dari target yang ingin dicapai untuk mencegah perubahan iklim.

Georgieva juga berpendapat bahwa penetapan harga karbon yang lebih luas harus memainkan peran sentral dalam kebijakan iklim dan dapat membantu memulai pengurangan emisi.

“Harga karbon global yang melebihi 75 dollar AS per ton akan dibutuhkan pada 2030, untuk menjaga pemanasan di bawah 2 derajat Celsius,” tulis Georgieva.

Baca juga: Jelang KTT G20 dan COP26, Biden Bertemu Paus Fransiskus di Roma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com