Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 Oktober 1945: Berdirinya PBB

Kompas.com - 24/10/2021, 15:27 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dikenal sebagai organisasi internasional pemerintah atau Intergovermental Organization (IGO).

Badan yang sudah beranggotakan ratusan negara ini, berdiri pada 24 Oktober 1945.

Didirikan di San Fransisco, AS, PBB jadi organisasi baru pasca-Perang Dunia II, yang bertujuan menjaga perdamaian dunia.

Baca juga: Sejarah PBB, Organisasi Internasional Terbesar di Dunia

Dilansir History, Piagam PBB disusun dalam konferensi pada April-Juni 1945.

Piagam ini mulai berlaku pada 24 Oktober 1945, yang menandakan PBB mulai beroperasi.

Sidang Umum yang pertama dihadiri wakil dari 51 negara baru berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London.

Baca juga: 5 Negara Pendiri PBB dan Kesepakatan Awalnya

Adapun sebagai refleksi berdirinya PBB, perlu diingat apa yang sebenarnya menjadi tujuan PBB.

Hal ini harus terus dijaga, dalam garis lurus, agar apa yang dicita-citakan dunia bisa terwujud.

Secara umum, tujuan PBB adalah menjaga perdamaian dan keamanan dunia, memajukan serta mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa, melalui penghormatan hak asasi manusia.

PBB juga bertekad membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.

PBB juga harus menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan perdamaian dunia.

Baca juga: Sejarah Hak Veto PBB dan Kontroversi di Baliknya

PBB juga wajib menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata.

Karena PBB dibentuk pasca-perang dan tujuannya adalah agar perang tak kembali terulang, PBB harus setia menjaga komitmen.

Kesetiaan ini bisa dengan menghukum negara yang tetap menjadikan kekerasan dan panglima sebagai senjata.

Konflik fisik bukan jawaban. PBB haruslah menjadi penengah. Bukan berdiam bisu mengangguk karena terbelenggu sesuatu absurd yang dinamakan hak veto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com