Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Dekarbonisasi Sistem Energi Secepatnya Melalui IETD 2021

Kompas.com - 15/09/2021, 09:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) tahun ini kembali menggelar Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD).

Dalam IETD 2021, tema yang diambil adalah Raih Dekarbonisasi Mendalam pada 2050: Tetapkan Target, Mobilisasi Aksi, dan Capai Bebas Emisi.

Acara tahunan tersebut bakal berfokus membahas pentingnya upaya dekarbonisasi sistem energi di Indonesia dan segera melakukan transisi energi dari energi fosil menuju pemanfaatan 100 persen energi terbarukan pada 2050.

Baca juga: 2 Juta Orang di Dunia Meninggal akibat Bencana, Makin Parah karena Perubahan Iklim

IETD 2021 akan membahas secara terperinci jalur yang Indonesia dapat tempuh untuk mencapai bebas emisi pada 2050 dengan mengundang lebih dari 60 pembicara dari Indonesia maupun internasional.

Para pembicara yang akan hadir pada IETD 2021 adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, dan Executive Secretary United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Patricia Espinosa.

Selain itu ada UN Secretary- Special Envoy on Climate Ambition and Solutions Michael Bloomberg, Chairman Rocky Mountain Institute (RMI), Amory Lovins, serta para duta besar dari negara Inggris, Denmark, dan Jepang.

Acara ini bakal digelar secara daring selama lima hari mulai 20 hingga 24 September dan akan dibuka secara resmi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.

Baca juga: Biden Setujui Jutaan Hektar Lahan untuk Eksplorasi Migas, Kemunduran Perlawanan Perubahan Iklim

Menurut IESR, mengandalkan energi terbarukan sepenuhnya untuk sistem energi Indonesia merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Pasalnya, merujuk skenario business as usual pada Nationally Determined Contributions (NDC), sektor energi fosil akan menjadi penyumbang emisi terbesar pada 2030 yakni mencapai hingga 58 persen.

Langkah transformasional untuk melakukan transisi energi perlu dilakukan tahun ini seiring dengan semakin kritisnya kenaikan suhu bumi.

Sementara itu, laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) terbaru juga memberikan pemahaman mendalam berbasis saintifik mengenai fenomena perubahan iklim.

Baca juga: Setelah Kuasai Afghanistan, Taliban Janjikan untuk Atasi Perubahan Iklim dan Keamanan Global Bersama

Laporan tersebut memprediksi bila negara di dunia tidak menerapkan langkah yang ambisius dalam memitigasi perubahan iklim, maka kenaikan suhu bumi melebihi 1,5 derajat Celcius akan berlangsung hanya dalam dua dekade mendatang.

Pada 2080-2100, kenaikan temperatur rata-rata bumi bahkan dapat mencapai 3,3 hingga 5,7 derajat Celcius.

Laporan tersebut lebih lanjut menjelaskan dampak cuaca ekstrem yang akan lebih sering terjadi ketika temperatur rata-rata bumi naik melebihi 1,5 derajat Celcius seperti hujan lebat, kekeringan, dan gelombang panas.

Yang juga mengkhawatirkan adalah beberapa perubahan tersebut tidak bisa diperbaiki.

Baca juga: Mengenang 3 Tahun Aksi Greta Thunberg Protes Perubahan Iklim

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com