Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Alami Tingkat Infeksi Covid-19 Paling Tinggi: 18.000 Kasus dalam 24 Jam

Kompas.com - 21/07/2021, 02:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran mengatakan pada Selasa (20/7/2021) bahwa kasus baru Covid-19 meningkat dengan mengejutkan karena varian Delta.

Veran menyebutkan bahwa dalam 24 jam kasus baru Covid-19 dapat mencapai 18.000, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (20/7/2021).

"Itu artinya, kita telah meningkatkan penyebaran virus sekitar 150 persen di akhir pekan: kita tidak pernah melihat baik Covid-19 (asli), atau varian Inggris, atau varian Afrika Selatan, atau dari Brazil," ujar Veran.

Baca juga: Pegawai Perusahaan Australia Libur Setengah Hari Saat Vaksin Covid-19

Tingkat infeksi Covid-19 saat ini paling tinggi sejak pertengahan Mei, ketika Perancis dalam memberlakukan lockdown nasional ketiga.

Perancis bersiap menghadapi gelombang infeksi Covid-19 keempat karena penyebaran varian Delta, dengan mendorong sebanyak-banyaknya masyarakat untuk vaksin.

Namun, sebagian masyarakat Perancis masih tidak yakin terhadap vaksin Covid-19.

Veran mengatakana bahwa jumlah kasus infeksi Covid-19 menunjukkan "sekarang tidak ada waktu untuk ragu-ragu dan bimbang" serta pencapaiaan kekebalaan kelompok melalui cakupan vaksin tingkat tinggi adalaha "satu-satunya cara kita...untuk menyingkirkan Covid-19 seketika dan selamanya".

Baca juga: Cerita Penyesalan Pasien Covid-19 yang Terjangkit Setelah Menolak Divaksin

Dia mengungkapkan itu ketika parlemen memperdebatkan serangkaian aturan baru yang kontroversial dengan tujuan untuk menekan jutaan orang yang menolak vaksin Covid-19 agar berubah pikiran.

Perancis saat ini hanya memiliki 45 persen dari populasi yang telah divaksinasi penuh.

Aturan baru yang ingin disahkan oleh peerintah Perancis melalui RUU, mewajibkan masyarakat untuk harus telah vaksian atau dinyatakan tes negatif Covid-19 untuk makan di restoran, pergi nonton film di bioskop, atau naik kereta jarak jauh.

Kemudian pada September, vaksin Covid-19 akan menjadi mandatori untuk pekerja perawatan kesehatan dan rumah pensiun.

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan aturan itu pada Juli, memicu masyarakat saling berebut vaksin Covid-19, yang pada awal pandemi tidak terlalu diminati.

Baca juga: Idul Adha Kedua di Tengah Pandemi Covid-19 di Seluruh Dunia

Ancaman kematian

Pada Sabtu (17/7/2021), lebih dari 100.000 orang di seluruh negeri memprotes
terhadap aturan yang mereka sebut sebagai "kediktatoran" vaksin Covid-19.

Dua pusat vaksinasi dirusak dalam sepekan terakhir, dan anggota parlemen dari La Republique En Marche, partai Macron telah menjadi sasaran kecaman di media sosial.

Jaksa Paris mengatakan pada Selasa (20/7/2021) bahwa mereka sedang menyelidiki ancaman pembunuhan yang diterima oleh beberapa anggota parlemen yang telah mendukung aturan baru vaksin Covid-19.

Baca juga: Brunei Dapat 8 Kasus Covid-19 Impor dari Jakarta

Patricia Miralles, anggota parlemen La Republique En Marche yang mewakili daerah pemilihan Herault selatan, yang mencakup kota Montpellier, menerbitkan pesan yang dia terima yang mengancam anggota parlemen pro-vaksin dengan "peluru sungguhan."

Pada Jumat (16/7/2021), puluhan pengunjuk rasa anti-vaksin Covid-19 menyerbu kantor pemilihan ketua parlemen Richard Ferrand di wilayah Brittany barat, tetapi tidak menyebabkan kerusakan.

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin telah memerintahkan polisi untuk meningkatkan keamanan di sekitar rumah dan kantor daerah pemilihan anggota parlemen.

Baca juga: Studi: Kematian Covid-19 di India Capai 4,7 Juta Orang, 10 Kali dari yang Dilaporkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com