KOMPAS.com - Buku-buku terbakar. Menguarkan aroma kata-kata dan ilmu pengetahuan, yang menjadi jejak para pemikir zaman dahulu.
Situasi inilah yang kemungkinan besar terjadi pada 48 SM, saat Perpustakaan Alexandria di Mesir, terbakar.
Beberapa sumber sejarah masih simpang siur. Tapi ada yang mengatakan bahwa perpustakaan penting nan besar ini terbakar saat kota Alexandria diduduki Penguasa Romawi, Julius Caesar.
Baca juga: 13 Juli dalam Sejarah: Lahirnya Julius Caesar, Sang Penguasa Romawi, pada 100 SM
Awalnya, Caesar disebut terperangkap di istana kerajaan karena kapal-kapal Mesir menghalangi jalan keluar di pelabuhan.
Caesar pun memerintahkan anak buahnya membakar kapal-kapal Mesir, demi mempercepat pelariannya.
Tetapi api malah membakar dengan tidak terkendali. Banyak bangunan di pantai terdekat, termasuk gudang senjata, dilalap api.
Sumber sejarah yang masih abu-abu ini memojokkan Caesar. Meski begitu, bukti menunjukkan bahwa sebagian atau bahkan semua bangunan Perpustakaan Alexandria selamat dari kebakaran akibat perintah Caesar.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pembunuhan Julius Caesar
Terlepas dari banyaknya kesimpangsiuran, Perpustakaan Besar Alexandria, pada kenyataannya, merupakan keajaiban dunia kuno.
Diciptakan pada era Helenistik dan kosmopolitan dari Alexander Agung, Perpustakaan Alexandria dibangun oleh penerus Alexander sebagai lokasi sentral untuk ilmu pengetahuan di masa itu.
Kebanyakan orang di zaman itu, mencari informasi lewat buku dan teks yang disediakan di sana.
Perpustakaan ini pun sempat menjadi pusat pembelajaran di sekitar Mediterania. Banyak pemikir hebat yang rutin mengunjunginya.
Namun, tragedi kebakaran yang menimpa Perpustakaan Besar Alexandria, membuat semua manuskripnya yang tak ternilai hilang tanpa rupa.
Baca juga: Lima Perpustakaan Umum Terbaik Dunia Tahun 2021
Perpustakaan Alexandria adalah jejak penting yang dirintis Alexander Agung, penakluk Mesopotamia.
Penerus Alexander sebagai penguasa di Mesir, yakni Ptolemeus I, lantas membangun perpustakaan ini, seperti yang diimpikan Alexander.
Ptolemeus dibantu oleh Demetrius dari Phaleron, filsuf Yunani, untuk membuat perpustakaan berisi salinan setiap buku di dunia sekitar 295 SM.