Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Ancam Pasukan Asing yang Tak Hengkang dari Afghanistan Sesuai Kesepakatan

Kompas.com - 05/07/2021, 06:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Taliban memberikan ancaman kepada pasukan asing yang tetap bertahan di Afghanistan dan melanggar kesepakatan.

Ancaman itu terlontar di tengah kabar AS masih akan menempatkan 1.000 tentara untuk menjaga misi diplomatik dan Bandara Kabul.

Kelompok pemberontak itu menyerukan, semua pasukan negara lain harus angkat kaki sesuai dengan kesepakatan.

Baca juga: Taliban Berhasil Rebut Kembali Bekas Markasnya di Distrik Kunci Afghanistan

Jika tidak seperti dilansir BBC Minggu (4/7/2021), pasukan asing itu akan dianggap sebagai penjajah.

Kekerasan di Afghanistan dilaporkan meningkat, setelah Taliban melancarkan serangan yang mampu merebut puluhan distrik dalam dua bulan.

Banyak pihak mengkhawatirkan masa depan ibu kota Kabul, di tengah persiapan militer pemerintah mempertahankannya tanpa dukungan Barat.

Juru bicara pemberontak Suhail Shaheen menyatakan, merebut pangkalan militer bukanlah prioritas mereka.

Meski begitu, dia menegaskan tidak boleh ada tentara asing yang masih bertahan di ibu kota pasca-kesepakatan penarikan.

"Jika mereka masih meninggalkan tentaranya dan melanggar perjanjian Doha, maka kami akan menyerahkannya ke pimpinan," kata Shaheen.

Baca juga: Tentara AS Tinggalkan Pangkalan Bagram di Afghanistan, Taliban Gembira

"Segala tindakan maupun keputusan yang bakal kami lakukan akan kami serahkan kepada para petinggi," lanjutnya dari Qatar.

Shaheen berjanji, staf diplomatik, warga asing, maupun organissi nirlaba tidak akan disakiti selama mereka tak menggunakan jasa militer asing.

Dia menekankan bahwa target mereka adalah pasukan asing, bukanlah pekerja kemanusiaan hingga staf kedutaan.

"Keberadaan kedutaan maupun organissi non-pemerintah (NGO) dibutuhkan rakyat kami. Jadi kami takkan mengancam mereka," janjinya.

Shaheen menuturkan, keputusan AS dan sekutunya di NATO yang hengkang dari Pangkalan Bagram adalah momen bersejarah.

Baca juga: Inilah Momen Saat 350 Tentara Afghanistan Menyerah kepada Taliban

Sesuai perjanjian dengan Taliban, AS dan sekutunya akan menarik semua pasukannya paling lambat September.

Sebagai imbalannya, para pemberontak tidak boleh bersekutu dengan Al Qaeda maupun organissi ekstremis lainnya.

Presiden Joe Biden sudah menetapkan pemulangan itu akan terjadi sebelum 20 tahun peringatan tragedi 11 September 2001.

Namun, pemulangan tersebut disebut bisa selesai beberapa hari ke depan. Politisi Afghanistan mengeluhkan keputusan Washington itu.

Razwan Murad mengatakan, keputusan AS itu tak bertanggung jawab, dan meminta Taliban menunjukkan komitmen untuk mengedepankan perdamaian.

Baca juga: Taliban Kuasai Sepertiga Afghanistan Jelang Kepulangan Pasukan AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com