Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Berdarah Tulsa 1921, Bagaimana Bisa Terjadi?

Kompas.com - 31/05/2021, 16:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Mencekam dan berdarah. Inilah situasi yang terjadi pada 23 Mei hingga 1 Juni 1921 di wilayah Tulsa, Greenwood, Oklahoma, AS. Ratusan warga kulit hitam yang tinggal di sana, dibunuh. Ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal.

Tragedi ini dikenal sebagai Pembantaian Tulsa, yang merupakan salah satu insiden kekerasan rasial terburuk dalam sejarah AS.

Hingga 100 tahun peringatannya, kejelasan tragedi ini masih belum terang. Pemberitaan sebagian besar ditutup, dan AS hanya mengakui bahwa tragedi ini hanya menelan puluhan korban saja.

Baca juga: Sinospis Serial Watchmen, Aksi Pahlawan Bertopeng Perangi Rasisme di Tulsa

Tragedi Tulsa adalah satu dari banyaknya peristiwa ketegangan rasial pasca Perang Dunia I. Dipicu kebangkitan kelompok supremasi kulit putih, termasuk yang paling dikenal, Ku Klux Klan (KKK).

Pada 1921, sebenarnya Tulsa adalah kota yang berkembang dan makmur. Populasinya yang berjumlah lebih dari 100 ribu orang, sejahtera dari banyaknya ladang minyak.

Tapi semuanya seketika berubah menjadi darah.

Baca juga: Video Seorang Tentara AS Ancam dan Usir Pria Kulit Hitam

Pada 30 Mei 1921, seorang remaja kulit hitam muda bernama Dick Rowland memasuki lift di Gedung Drexel, sebuah gedung perkantoran di area South Main Street.

Selanjutnya, operator elevator kulit putih yang juga masih muda, Sarah Page, menjerit tanpa diketahui penyebabnya. Rowland, yang kedapatan melarikan diri dari tempat kejadian pun langsung ditangkap polisi.

Desas-desus bermunculan. Tulsa Tribune, surat kabar kota, bahkan memberitakan adanya pelecehan seksual yang dilakukan Rowland pada Page.

Baca juga: Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual, Putri Gordon Ramsay Menderita PTSD

Massa kulit putih yang marah akhirnya berkumpul di luar gedung pengadilan, menuntut polisi segera menyerahkan Rowland. Tapi demi mencegah aksi main hakim sendiri, polisi serempak melindungi Rowland.

Polisi juga dibantu sekitar 25 pria kulit hitam bersenjata yang kebanyakan veteran Perang Dunia I, menghadapi gerombolan kulit putih yang makin meringsek masuk.

Sebanyak 75 orang kulit hitam bersenjata tambahan kemudian menyusul. Tapi naas, mereka langsung berhadapan dengan sekitar 1.500 orang kulit putih, yang beberapa di antaranya juga membawa senjata.

Tragedi Tulsa pun meledak jelang fajar menyingsing pada 1 Juni 1921.

Baca juga: Relawan Trump Cabuti Stiker Social Distancing Sebelum Kampanye di Tulsa

Setelah tembakan dilepaskan, kekacauan pun pecah. Kelompok orang kulit hitam yang kalah jumlah mundur ke Greenwood. Di sinilah gerombolan kulit putih langsung melakukan penyerangan.

Pembantaian pun terjadi. Kerusuhan tak dapat dihindarkan. Gerombolan kulit putih ingin melenyapkan warga kulit hitam di Tulsa, sampai tak bersisa.

Ironisnya, beberapa jam setelah pembantaian, semua tuduhan terhadap Rowland dibatalkan. Polisi menyimpulkan bahwa Rowland kemungkinan besar hanya tersandung lalu mengenai tubuh dan menginjak kaki Page.

Baca juga: KISAH MISTERI: Periode Gelap Pembantaian Rasial Tulsa di Amerika Serikat

Biro Statistik Vital Oklahoma secara resmi mencatat 36 orang tewas akibat tragedi ini. Komisi Negara pada 2001, pun juga mengonfirmasi jumlah serupa.

Namun, banyak sejarawan memperkirakan jumlah korban tewas bisa mencapai 300 orang. Ada upaya menutupi jumlah korban sebenarnya. Membuat Tragedi Tulsa sampai saat ini masih jadi misteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com