Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Etnis Bersenjata Myanmar Rebut Pangkalan Militer di Dekat Perbatasan Thailand

Kompas.com - 28/04/2021, 07:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Karen, kelompok etnis bersenjata terkemuka di Myanmar telah merebut pangkalan militer di dekat perbatasan Thailand pada Selasa (27/4/2021).

Militer melancarkan serangan udara beberapa jam kemudian di desa-desa di wilayah yang dikuasai kelompok tersebut.

Melansir The Guardian pada Selasa (27/4/2021), junta militer telah melancarkan tindakan brutal terhadap warga sipil dalam upaya untuk menekan oposisi yang dihadapinya dari publik.

Baca juga: Setelah KTT ASEAN Junta Myanmar Mau Hentikan Kekerasan, tapi...


Beberapa kelompok etnis bersenjata Myanmar, yang telah menghabiskan beberapa dekade memerangi militer untuk otonomi yang lebih besar, telah menyuarakan dukungan untuk para pengunjuk rasa anti-kudeta.

Serikat Nasional Karen, yang memerangi pasukan junta militer di dekat perbatasan timur Myanmar, mengatakan pada Selasa pagi waktu setempat (27/4/2021) mereka telah menduduki dan membakar sebuah pos militer.

Kepala urusan luar negeri kelompok Karen, Padoh Saw Taw Nee, mengatakan kepada Reuters bahwa kelompoknya masih memastikan jumlah korban jiwa.

Baca juga: Etnik Bersenjata Myanmar Sukses Rebut Pangkalan Militer di Perbatasan Timur

Juru bicara itu mengatakan bahwa telah terjadi pertempuran di lokasi lain juga, tetapi tidak memberikan rincian.

Rekaman video bentrokan menunjukkan api dan asap membubung dari perbukitan, saat tembakan terdengar di kejauhan.

Sithichai Jindaluang, gubernur provinsi Mae Hong Son Thailand, membenarkan pada konferensi pers bahwa gerilyawan Karen telah menyerbu pangkalan militer Myanmar di perbatasan.

Lalu, ia mengatakan seorang wanita di tanah Thailand terluka oleh peluru nyasar selama pertempuran pagi itu.

Dia mengatakan sekitar 450 penduduk desa telah dievakuasi dari Lap Mae Sam untuk keselamatan mereka sendiri.

Baca juga: Protes Myanmar Berlanjut Setelah Inisiatif Perdamaian ASEAN

Penduduk setempat mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa banyak penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka, takut militer akan melancarkan tindakan keras sebagai pembalasan.

"Tidak ada yang berani untuk tinggal...mereka sudah lari pagi ini ketika pemadam kebakaran dimulai," kata Hkara, yang merupakan etnis Karen dan hanya memiliki satu nama, dari Mae Sam Laep di dalam perbatasan Thailand.

Selama beberapa pekan terakhir, kekerasan yang meningkat, termasuk serangan udara, telah memaksa lebih dari 24.000 orang meninggalkan rumah mereka di wilayah perbatasan, menurut kelompok bantuan Free Burma Rangers.

Dave Eubank dari Free Burma Rangers mengatakan dia dapat memastikan bahwa telah terjadi serangan udara di desa Karen di dua kota di distrik Papun.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com