Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kandidat Presiden Kongo yang Meninggal karena Covid-19 Diklaim Menang Pemilu, Oposisi Ajukan Banding

Kompas.com - 04/04/2021, 15:22 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

 

BRAZZAVILLE, KOMPAS.com - Partai oposisi Kongo menyatakan hasil hitungan internal pihaknya menunjukkan, kandidat yang mereka usung sebenarnya memenangkan pemungutan suara.

Ironisnya, Guy-Brice Parfait Kolelas yang terinfeksi Covid-19 meninggal tepat pada hari pemilihan bulan lalu.

Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso, yang telah berkuasa selama 36 tahun, memenangkan pemilihan ulang pada 21 Maret dengan 88,57 persen suara, menurut menteri dalam negeri Kongo mengutip angka dari komisi pemilihan yang dilaporkan AFP pada Minggu (4/3/2021).

Baca juga: Usai Viral Video Gunung Emas di RD Kongo, Tambangnya Langsung Ditutup

Pemungutan suara diboikot oleh oposisi utama. Sementara hari pemilihan dibayangi oleh kematian mengejutkan Kolelas, satu-satunya saingan utama Sassou Nguesso.

Hasil sementara yang diumumkan oleh menteri dalam negeri Kongo memberi Kolelas hanya 7,84 persen suara.

Namun partainya, Persatuan Humanis Demokratik, atau UDH-Yuki, Sabtu (3/3/2021) mengatakan bahwa hasil parsial yang dikumpulkan dari TPS menunjukkan Kolelas memenangkan 64 persen suara dibandingkan 31 persen untuk Sassou Nguesso.

UDH-Yuki dan partai kandidat oposisi lainnya, Mathias Dzon, telah mengajukan banding ke pengadilan konstitusi negara itu, yang diharapkan akan memberikan putusan dalam minggu ini.

"Biro politik UDH-Yuki mengundang mahkamah konstitusi untuk menafsirkan undang-undang tersebut dan karena itu mengumumkan pembatalan langsung hasil sementara pemungutan suara," kata juru bicara partai Lucrece Nguedi.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi pada Kelompok ISIS di Mozambik dan Kongo

Menurut pihaknya, pemilihan presiden terakhir sekali lagi hanyalah penundaan pemilihan dengan latar belakang “topeng besar".

Kolelas yang berusia 61 tahun dievakuasi ke Perancis pada hari pemungutan suara untuk perawatan. Tetapi dia meninggal di pesawat hanya lima menit setelah mendarat di Paris.

Pengadilan Paris mengatakan penyelidikan kriminal dibuka untuk mengetahui penyebab kematian. Tetapi hasil otopsi mengonfirmasi bahwa itu kompatibel dengan kontaminasi virus corona.

Pemungutan suara bulan lalu menandai kemenangan pemilihan keempat sejak 2002 untuk Sassou Nguesso, mantan penerjun payung yang pertama kali naik ke tampuk kekuasaan pada 1979.

Dia menjalani tiga masa jabatan presiden sampai dia dipaksa untuk memperkenalkan pemilihan multi-partai pada 1991, dan dikalahkan di kotak suara pada tahun berikutnya.

Tapi dia kembali berkuasa pada 1997 setelah perang saudara yang berkepanjangan.

Baca juga: Dubes Italia Ditembak Mati di RD Kongo, Istri: Dia Dikhianati

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com