Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Lebih Kasus Kekerasan Seksual di Ethiopia, Beberapa di Antaranya Dipaksa Perkosa Keluarga Sendiri

Kompas.com - 26/03/2021, 15:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

NEW YORK, KOMPAS.com - Lebih dari 500 kasus pemerkosaan telah terjadi di wilayah Tigray, Ethiopia, tapi menurut PBB pada Kamis (25/3/2021) bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih banyak lagi.

"Para wanita mengatakan mereka diperkosa oleh kelompok bersenjata, mereka juga menceritakan tentang kelompok pemerkosa," ujar Wafaa Said, Wakil Koordinator Bantuan PBB di Ethiopia.

Dalam sebuah pengarahan kepada negara-negara anggota PBB di New York, Said melanjutkan tentang cerita dari para wanita yang diperkosa.

Di beberapa kasus, seorang laki-laki dipaksa untuk memperkosa anggota keluarga mereka sendiri di bawah ancaman kekerasan, seperti yang dilansir dari Reuters pada Jumat (26/3/2021). 

Baca juga: Konflik Etiopia, Kasus Pemerkosaan Mengerikan Dilaporkan di Tigray

Said mengatakan setidaknya 516 kasus pemerkosaan telah dilaporkan oleh lima fasilitas medis di Mekelle, Adigrat, Wukro, Shire dan Axum

"Mengingat fakta bahwa fasilitas kesehatan tidak berfungsi dengan baik dan juga adanya stigma terkait pemerkosaan, diperkirakan jumlah sebenarnya juah lebih tinggi," ujar Said.

Puluhan pejabat tinggi PBB menyerukan pada Senin (22/3/2021) untuk dihentikannya serangan membabi buta dan yang menargetkan masyarakat sipil di Tigray.

Seruan mereka khususnya ditujukan untuk tindak pemerkosaan dan "bentuk-bentuk kekerasan seksual mengerikan lainnya".

Pada November 2020 lalu, terjadi perang di Tigray antara pasukan pemerintah dengan mantan partai penguasa di wilayah itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray.

Baca juga: Konflik Etiopia: Pemimpin Pasukan Tigray Belum Mau Menyerah

Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed juga mengatakan bahwa pasukan dari negara tetangganya, Eritrea, juga berada di wilayah itu.

Pemerintah Ethiopia menanggapi tuduhan kekerasan seksual "dengan sangat serius" dan telah mengerahkan misi pencarian fakta, duta besar Ethiopia PBB, Taye Atskeselassie Amde, mengatakan kepada Reuters.

"Ethiopia tidak memiliki toleransi untuk kejahatan seksual dan siapa pun yang terbukti bertanggung jawab atas tindakan tercela, akan dimintai pertanggungjawaban sepenuhnya menurut hukum," katanya.

Menteri Luar Negeri Eritrea Osman Saleh Mohammed dan menteri informasi Eritrea, Yemane Gebremeskel, tidak menanggapi panggilan telepon dan pesan yang meminta komentar atas pernyataan PBB pada Kamis (25/3/2021).

Baca juga: Konflik Etiopia: Roket dari Tigray Hantam Eritrea Lagi

Kekerasan di Tigray telah menewaskan ribuan orang dan memaksa ratusan ribu mengungsi dari rumah mereka ke wilayah pegunungan yang berpenduduk sekitar 5 juta itu.

“Sebagian besar pengungsi yang pergi membawa tidak lebih dari pakaian yang mereka kenakan," ucap Said pada Kamis (25/3/2021).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com