Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Minta Kerajaan Dubai Buktikan Putri Latifa Masih Hidup

Kompas.com - 21/02/2021, 18:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber NBC News

JENEWA, KOMPAS.com - PBB meminta Uni Emirat Arab (UEA) membuktikan bahwa seorang Putri Dubai, yang ditahan di luar kehendaknya selama hampir tiga tahun, masih hidup.

Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Jenewa mengatakan kasus Sheikha Latifa binti Mohammed Al Maktoum disinggung oleh misi UEA untuk PBB pada Kamis (18/2/2021).

Awal pekan ini, BBC merilis cuplikan dari video yang menurut Latifa direkam dalam kamar mandi yang terkunci di sebuah vila Dubai tempat dia ditahan.

Dia ditahan oleh pasukan komando di lepas pantai India pada 2018, setelah mencoba melarikan diri dari Dubai dengan kapal pesiar.

"Kami menyampaikan keprihatinan kami tentang situasi ini terkait bukti video yang mengganggu yang muncul minggu ini," kata Elizabeth Throssell, juru bicara kantor hak asasi PBB, mengutip NBC News.

"Kami meminta lebih banyak informasi dan klarifikasi tentang situasi Sheikha Latifa saat ini. Kami memang meminta bukti kehidupan (Putri Latifa)," tambahnya.

Baca juga: Putri Latifa Diduga Disekap Ayahnya Sendiri, Seperti Apa Kehidupan Perempuan di Dubai?

Teman-teman sang putri menyatakan keprihatinannya atas keselamatan Sang Putri. Masalahnya, Putri Latifa belum terdengar lagi kabarnya sejak berhenti menanggapi pesan teks enam bulan lalu.

Putri berusia 35 tahun itu adalah putri dari Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, penguasa turun-temurun Dubaim yang juga menjabat sebagai perdana menteri dan wakil presiden Uni Emirat Arab.

Throssell menekankan permintaan “bukti kehidupan” itu merupakan praktik standar bagi kantor hak asasi manusia PBB. Pihaknya membutuhkan hal tersebut untuk menyelidiki kasus individu dalam mandatnya.

"Itu termasuk kasus untuk alasan apa pun yang telah menarik fokus yang lebih luas."

“Mengingat keprihatinan yang serius terhadap Sheika Latifa, kami meminta agar tanggapan pemerintah (UEA) menjadi prioritas. Kami berharap dapat menerima dan mempertimbangkan tanggapan ini," tambahnya.

Menurutnya, di saat yang sama pihaknya akan terus memantau dan menilai situasi dari dekat.

Baca juga: Keluarga Kerajaan Dubai Sebut Putri Latifa Berada dalam Perawatan yang Baik di Rumah

Kedutaan Besar UEA di London mengeluarkan pernyataan atas nama keluarga Latifa. Mereka mengatakan liputan media tentang situasi sang putri tidak mencerminkan posisi sebenarnya.

"Keluarganya telah memastikan bahwa Yang Mulia dirawat di rumah, didukung oleh keluarga dan profesional medisnya. Kondisinya terus meningkat dan kami berharap dia akan kembali ke kehidupan publik pada waktu yang tepat," tulis pernyataan itu.

Kasus Latifa sebelumnya diangkat oleh ahli hak independen yang ditunjuk oleh badan global tersebut.

Pada Desember, Kelompok Kerja PBB untuk Penghilangan Paksa atau Tidak Disengaja melaporkan telah memutuskan untuk memeriksa kasus Latifa. Sang Putri dilaporkan ditahan dalam penahanan dan dikucilkan dari pihak luar di rumah keluarganya di Dubai.

Baca juga: Ketakutan Disekap Keluarganya, Putri Latifa Anak Syekh Dubai: Aku Khawatir Keselamatan dan Nyawaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com