KOMPAS.com - Beragam berita unik menghiasi pekan kedua terakhir tahun ini, bersamaan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Mulai dari China, Uganda, hingga Australia, ada deretan kisah unik yang menggelitik, menghibur, serta temuan arkeologi di Ceko.
Apa saja berita unik global pekan ini? Simak selengkapnya di rangkuman berikut.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Varian Baru Virus Corona Bikin Geger | Wuhan Meriah dengan Pesta
Masyarakat kota Wuhan di China sudah mulai bisa berpesta lagi setelah hampir setahun jutaan orang dikarantina pada awal pandemi Covid-19.
Kehidupan malam di kota yang menjadi tempat awal terdeteksinya virus corona itu, kembali berjalan normal setelah hampir tujuh bulan Wuhan mencabut aturan lockdown yang ketat.
Berita mengenai kehidupan Wuhan yang mulai semarak dapat Anda simak selengkapnya di sini.
Baca juga: Setahun Berlalu, Kenangan Warga Wuhan pada Awal Wabah Covid-19 dan Harapan untuk 2021
Seluruh mahasiswa kelas sains komputer di Australian National University (ANU) Canberra menerima pengurangan nilai 30 persen, karena sebagian dari mereka mencontek saat mengerjakan tugas.
Dr Hanna Kurniawati adalah dosen yang memberikan penilaian dan mengajar mata pelajaran algoritma untuk mahasiswa tahun ketiga.
Bagaimana para mahasiswa itu mencontek dan bagaimana ketegasan Hanna itu diterapkan? Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Kampus Australia Batalkan Hukuman Dosen WNI untuk 300 Mahasiswa karena Mencontek
Dipenjara hampir 40 tahun, Walter Forbes, pria dari Michigan, Amerika Serikat (AS) dibebaskan setelah saksi mengaku berbohong dalam pengakuannya.
Sementara itu, Dennis Hall, pria yang menembak Forbes ditemukan tewas terbakar di apartemennya di Jackson, Michigan, 12 Juli 1982.
Seperti apa kisah pembebasan Forbes setelah ditangkap dan dipenjara? Simak di sini.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] 40 Negara Blokir Inggris | Dosen WNI Hukum Mahasiswa di Australia
Nama "Kapten" Graham Shema mewarnai pemberitaan media massa dan media sosial di Uganda.
Shema merupakan seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang menyukai matematika dan sains. Siswa sekolah dasar itu juga telah menjadi bagian dari peserta pelatihan terbang sebanyak tiga kali, dengan menggunakan pesawat Cessna 172.
Bagaimana kisah "Elon Musk Uganda" ini, baca berita selengkapnya di sini.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.