KOMPAS.com - Sekitar 10.000 tahun yang lalu mega-tsunami menerjang kawasan yang sekarang menjadi pantai utara Israel.
Dalam artikel di jurnal ilmiah PLOS ONE, tsunami ini memiliki ketinggian 40 meter, dengan gelombang laut menghantam dan masuk ke daratan hingga beberapa kilometer jauhnya, menurut para ahli di artikel tersebut.
Disimpulkan, fenomena di era prasejarah ini memusnahkan desa-desa di sepanjang pantai dan mungkin bisa memberikan penjelasan mengapa arkeolog tidak menemukan bukti atau jejak permukiman atau tempat tinggal manusia selama beberapa ribu tahun pada awal era Neolitikum.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Tohoku Bikin Jepang Tertunduk Lesu
Kesimpulan terjangan mega-tsunami di Israel ribuan tahun yang lalu diambil oleh para ahli geologi dan arkeologi dari University of California, San Diego, Amerika Serikat, dan University of Haifa, Israel, dengan menganalisis bukti bencana alam era prasejarah di Tel Dor, permukiman kuno tepi laut, di selatan Haifa.
Surat kabar Israel, Haaretz, memberitakan para ahli ini sebenarnya tidak mencari bukti-bukti langsung tsunami.
Yang mereka lakukan adalah menganalisis sejarah geologi di kawasan Tel Dor untuk memahami perubahan lingkungan dan bagaimana perubahan ini berpengaruh terhadap kehidupan, kata Dr Gilad Shtienberg, yang memimpin tim ahli dari University of California San Diego.
Tim ahli melakukan pengeboran di kawasan pantai Dor dengan tujuan mendapatkan sedimen yang usianya ribuan tahun.
Baca juga: Jika Terjadi Gempa Bermagnitudo 9, Tsunami 30 Meter Bisa Hantam Utara Jepang
Kota Dor sendiri diyakini didirikan 2.000 tahun sebelum Masehi.
Tim peneliti mendapatkan sedimen yang berasal dari 15.000 hingga 7.800 tahun lalu, terkubur di kedalaman hingga sembilan meter.
Analisis sedimen menunjukkan hal yang sangat tidak biasa.
Di antara dua lapisan tanah khas kawasan berair tawar terdapat lapisan dengan material yang lebih ringan --dengan ketebalan sekitar 30 sentimeter-- berupa pasir dan sisa-sisa kerang-kerangan.
"Ini sangat aneh karena material ini tak semestinya berada di sana ... ini pasti ada sesuatu," ujar Dr Shtienberg kepada Haaretz.
Sampel pengeboran di titik lain di kawasan pantai Dor menunjukkan hal yang sama, dengan usia lapisan antara 9.900 hingga 9.300 tahun.
Satu-satunya penjelasan yang bisa dikemukakan adalah pasir dan kerang-kerangan ini masuk jauh ke daratan karena terbawa oleh gelombang besar dari laut.
Baca juga: Jika Terjadi Gempa Bermagnitudo 9, Tsunami 30 Meter Bisa Hantam Utara Jepang
Tidak sekedar gelombang biasa atau gelombang yang didorong oleh badai, tapi gelombang dahsyat dari mega-tsunami, kata Thomas E. Levy, guru besar di pusat arkeologi laut, University of California San Diego.