Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega-Tsunami di Israel 10.000 Tahun Lalu, Seperti Apa Dahsyatnya?

Kompas.com - 26/12/2020, 13:35 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Sekitar 10.000 tahun yang lalu mega-tsunami menerjang kawasan yang sekarang menjadi pantai utara Israel.

Dalam artikel di jurnal ilmiah PLOS ONE, tsunami ini memiliki ketinggian 40 meter, dengan gelombang laut menghantam dan masuk ke daratan hingga beberapa kilometer jauhnya, menurut para ahli di artikel tersebut.

Disimpulkan, fenomena di era prasejarah ini memusnahkan desa-desa di sepanjang pantai dan mungkin bisa memberikan penjelasan mengapa arkeolog tidak menemukan bukti atau jejak permukiman atau tempat tinggal manusia selama beberapa ribu tahun pada awal era Neolitikum.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Tohoku Bikin Jepang Tertunduk Lesu

Kesimpulan terjangan mega-tsunami di Israel ribuan tahun yang lalu diambil oleh para ahli geologi dan arkeologi dari University of California, San Diego, Amerika Serikat, dan University of Haifa, Israel, dengan menganalisis bukti bencana alam era prasejarah di Tel Dor, permukiman kuno tepi laut, di selatan Haifa.

Surat kabar Israel, Haaretz, memberitakan para ahli ini sebenarnya tidak mencari bukti-bukti langsung tsunami.

Yang mereka lakukan adalah menganalisis sejarah geologi di kawasan Tel Dor untuk memahami perubahan lingkungan dan bagaimana perubahan ini berpengaruh terhadap kehidupan, kata Dr Gilad Shtienberg, yang memimpin tim ahli dari University of California San Diego.

Tim ahli melakukan pengeboran di kawasan pantai Dor dengan tujuan mendapatkan sedimen yang usianya ribuan tahun.

Baca juga: Jika Terjadi Gempa Bermagnitudo 9, Tsunami 30 Meter Bisa Hantam Utara Jepang

Kota Dor sendiri diyakini didirikan 2.000 tahun sebelum Masehi.

Tim peneliti mendapatkan sedimen yang berasal dari 15.000 hingga 7.800 tahun lalu, terkubur di kedalaman hingga sembilan meter.

Gelombang 'setinggi gedung 12 lantai'

Analisis sedimen menunjukkan hal yang sangat tidak biasa.

Di antara dua lapisan tanah khas kawasan berair tawar terdapat lapisan dengan material yang lebih ringan --dengan ketebalan sekitar 30 sentimeter-- berupa pasir dan sisa-sisa kerang-kerangan.

"Ini sangat aneh karena material ini tak semestinya berada di sana ... ini pasti ada sesuatu," ujar Dr Shtienberg kepada Haaretz.

Sampel pengeboran di titik lain di kawasan pantai Dor menunjukkan hal yang sama, dengan usia lapisan antara 9.900 hingga 9.300 tahun.

Satu-satunya penjelasan yang bisa dikemukakan adalah pasir dan kerang-kerangan ini masuk jauh ke daratan karena terbawa oleh gelombang besar dari laut.

Baca juga: Jika Terjadi Gempa Bermagnitudo 9, Tsunami 30 Meter Bisa Hantam Utara Jepang

Tidak sekedar gelombang biasa atau gelombang yang didorong oleh badai, tapi gelombang dahsyat dari mega-tsunami, kata Thomas E. Levy, guru besar di pusat arkeologi laut, University of California San Diego.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com