Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Kedubes AS di Irak Lagi-lagi Diserang Roket, Ulama Syiah Desak Umumkan Keadaan Darurat

Kompas.com - 21/12/2020, 15:35 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BAGHDAD, KOMPAS.com – Gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak, kembali diserang roket pada Minggu (20/12/2020) malam waktu setempat.

Sebanyak tiga roket dilaporkan telah diluncurkan ke daerah Zona Hijau tersebut. Beruntung, serangan itu ditangkis oleh sistem pertahanan udara milik Gedung Kedubes AS di Irak.

Pemerintah Irak menyebutkan, serangan tersebut berasal dari salah satu kelompok penjahat dan ditembakkan dari Kamp Al Rasheed di sisi timur Baghdad.

Kendati demikian, sejauh ini belum ada kelompok yang mengeklaim telah melancarkan serangan tersebut, sebagaimana dilansir The National.

Baca juga: Turki dan Irak Sepakat Lanjutkan Kerja Sama Melawan Kelompok Ekstremis

Sistem pertahanan udara C-RAM di Kedubes AS di Baghdad berhasil mencegat tiga roket itu dan menghancurkannya di udara.

Tiga sumber pejabat keamanan Irak mengatakan kepada Associated Press bahwa pecahan roket yang berhasil dicegat di udara tersebut berjatuhan di kompleks permukiman.

Akibatnya, beberapa bangunan rusak dan sebuah mobil juga dilaporkan rusak. Meski demikian, serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa di antara warga sipil.

Zona Hijau di Baghdad merupakan kompleks kantor pemerintah dan kantor dari misi diplomatik Barat.

Baca juga: Tahun Depan, Paus Fransiskus Berencana Kunjungi Irak

Kompleks tersebut sering menjadi target kelompok milisi Sunni dan Syiah sejak pasukan koalisi yang dipimpin AS menginvasi Irak pada 2003 dan berhasil menggulingkan rezim Saddam Hussein.

Ulama Syiah, Muqtada Al Sadr, mengecam serangan itu. Selain itu, dia juga menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok milisi karena membuat warga sipil dalam bahaya dengan dalih melawan pendudukan.

Al Sadr lantas meminta Pemerintah Irak untuk mengumumkan keadaan darurat di Baghdad dan melindungi warga sipil dan misi diplomatik.

“Saya siap bekerja sama dalam hal ini,” tulis Al Sadr di Twitter.

Baca juga: Hubungan Kurdi Irak dengan Israel yang Bercerai setelah Kesepakatan Normalisasi

Dia juga mendesak Kedubes AS di Baghdad untuk tidak menanggapi serangan itu secara militer dan menyerahkannya kepada Pemerintah Irak.

Frekuensi serangan roket di Kedubes AS di Baghdad telah membuat pemerintahan Trump semakin frustrasi.

Bulan lalu, sebanyak tujuh roket ditembakkan dari sisi timur Baghdad. Dari ketujuh roket tersebut, empat roket menghantam Zona Hijau.

Akibat serangan itu, seorang anak tewas dan lima warga sipil terluka, menurut pernyataan pemerintah.

Baca juga: Baru Turun dari Pesawat, Pentolan ISIS Langsung Ditangkap di Irak

Washington menuding kelompok milisi yang didukung Iran telah mengatur serangan itu.

Pada September, AS memperingatkan Irak bahwa mereka akan menutup Kedubesnya di Baghdad jika Pemerintah Irak gagal meredam serangan roket di wilayah yang memuat kepentingan Washington.

Ketika AS mengumumkan niatnya untuk menarik pasukan dari Irak pada November, sekelompok milisi sekutu Iran mengumumkan gencatan senjata untuk memungkinkan proses tersebut berlangsung dengan aman.

Baca juga: Baru Turun dari Pesawat, Pentolan ISIS Langsung Ditangkap di Irak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com