RENNES, KOMPAS.com - Seorang anak muda yang nge-like foto guru sejarah di Perancis, Samuel Paty, setelah dipenggal didakwa karena mengagungkan terorisme, kata pihak berwenang Perancis pada Minggu (25/10/2020).
Paty diserang dan dibunuh saat perjalanan pulang dari sekolah, karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas tentang kebebasan berpendapat.
Pembunuhnya seorang pengungsi asal Chechnya berusia 18 tahun yang sudah tinggal di Paris sejak kecil. Pelaku telah ditembak mati oleh polisi.
Baca juga: Pemenggal Kepala Guru di Perancis Memiliki Kontak dengan Milisi di Suriah
Namun sebelum kematiannya dia sempat mengunggah foto kepala guru yang dipenggal itu di Twitter.
Lelaki berusia 22 tahun yang didakwa kemarin juga berasal dari Chechnya, kata jaksa penuntut umum di pusat kota Blois, tempat tinggalnya.
Sebelumnya dia sudah menjadi incaran pihak berwenang karena mendukung pembantaian di kantor majalah satir Charlie Hebdo, yang pertama kali menerbitkan kartun Nabi Muhammad.
Baca juga: 7 Orang Dituntut atas Pemenggalan Guru di Perancis, Termasuk 2 Anak Sekolah
Beberapa pisau dan senjata lain ditemukan di rumahnya, ucap jaksa Frederic Chevallier dikutip dari AFP.
Akan tetapi lelaki itu membantah telah diradikalisasi, imbuh Chevallier.
Sejak pembunuhan Paty pada 16 Oktober, otoritas Perancis telah menindak keras gerakan-gerakan Islam radikal.
Baca juga: Pemenggal Kepala Guru di Perancis Sogok Murid hingga Rp 6 Juta Sebelum Beraksi
Polisi melakukan belasan penggerebekan terhadap individu dan organisasi yang dicurigai mendukung atau bersekongkol dengan ekstremisme.
Penggambaran Nabi Muhammad dianggap tidak sopan oleh umat Islam, tapi di Perancis yang memiliki sejarah panjang penyindiran agama, perbuatan itu dipandang sebagai simbol kebebasan berbicara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.