STEPANAKERT, KOMPAS.com - Armenia pada Minggu (18/10/2020) menuduh Azerbaijan yang melanggar gencatan senjata di Nagorno-Karabakh.
Pertempuran di kawasan sengketa itu telah terjadi berminggu-minggu dan menewaskan ratusan orang, tapi gencatan senjata telah disetujui berlaku mulai Sabtu (10/10/2020).
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Armenia Shushan Stepanyan di Twitter menulis, Azerbaijan menembakkan peluru artileri dan roket pada Minggu dini hari (11/10/2020) hanya beberapa menit setelah gencatan senjata berlaku mulai tengah malam.
Baca juga: Armenia Luncurkan Rudal ke Kota Ganja di Azerbaijan, 6 Warga Sipil Tewas
Sampai berita ini diunggah belum ada komentar resmi dari Azerbaijan mengenai tuduhan itu.
Gencatan senjata disetujui pada Sabtu pekan lalu dimediasi oleh Rusia, untuk memungkinkan pihak yang bertikai bertukar tahanan dan jenazah serta memulau pembicaraan substantif.
Akan tetapi kesepakatan itu gagal, karena baik Azerbaijan maupun Armenia sama-sama saling menyalahkan siapa yang melanggar.
Azerbaijan dan separatis Armenia yang mengontrol wilayah Karabakh terlibat sengketa wilayah atas daerah pegunungan itu, sejak perang pada 1990-an yang menewaskan 30.000 orang.
Baca juga: Menlu AS: Armenia Harus Dapat Membela Dirinya Sendiri dari Azerbaijan
Perang kemudian pecah lagi tiga minggu lalu dan menewaskan sedikitnya 700 orang, dan berisiko menarik kekuatan ragional Rusia dan Turki untuk ikut bertempur.
Korban tewas sebenarnya mungkin jauh lebih banyak karena Azerbaijan belum mengungkan jumlah korban dari tentaranya.
Serangan rudal menghancurkan beberapa rumah di kota Ganja, Azerbaijan tengah, pada Sabtu (17/10/2020).
Seorang penduduk mengatakan ke jurnalis AFP, dia melihat tujuh korban ditarik keluar dari puing-puing.
Baca juga: Serangan Rudal Armenia Bergeser ke Tengah Azerbaijan, 2 Kota Meledak
Tim AFP di Ganja melihat satu blok bangunan hancur menjadi puing-puing, dengan orang-orang melarikan diri dari tempat kejadian sambil berurai air mata.
Beberapa orang mengenakan baju handuk dan piyama, karena serangan terjadi tengah malam, dan banyak juga orang-orang yang lari memakai sandal rumah.
Sekitar waktu yang sama di kota Mingecevir, satu jam perjalan ke utara Ganja, AFP mendengar suara ledakan besar yang menggetarkan gedung-gedung.
Mingecevir dilindungi oleh sistem pertahanan misil karena ada bendungan strategis di sana, dan belum diketahui apakah misil itu hancur di udara atau menghantam daratan.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, Mingecevir diserang tapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca juga: Mengenal Nagorno-Karabakh, Medan Pertempuran Azerbaijan Vs Armenia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.