Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Dinominasikan Mendapat Nobel Perdamaian pada 2021

Kompas.com - 09/09/2020, 17:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

OSLO, KOMPAS.com - Seorang anggota Parlemen Norwegia dilaporkan menominasikan Presiden AS Donald Trump mendapatkan Nobel Perdamaian pada 2021.

Si pengusul adalah Christian Tybring-Gjedde, politisi dari sayap kanan sekaligus Ketua Dewan Parlemen Organisasi Kerja Sama Atlantik Utara (NATO).

Dalam pernyataannya dikutip Fox News, Tybring-Gjedde mengatakan dia mencalonkan Trump atas jasanya dalam kesepakatan Isrral dan Uni Emirat Arab.

Baca juga: 2 Politisi Norwegia Calonkan Trump Terima Nobel Perdamaian

Pada Agustus lalu, presiden 74 tahun itu mengumumkan bahwa Isrral dan Uni Emirat Arab menyepakati pemulihan hubungan diplomatik.

Dia mengumumkannya setelah menggelar telepon dengan Perdana Menteri Bejamin Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Dikutip Jerusalem Post Rabu (9/9/2020), Tybring-Gjedde juga menominasikan sang presiden pada 2018 setelah melakukan pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Pertemuan yang terjadi di Singapura, Juni 2018 itu begitu bersejarah. Sebab, Trump menjadi satu-satunya presiden aktif AS yang bertemu diktator Korea Utara.

Dalam suratnya, si politisi juga menyorongkan "peran penting seperti menengahi konflik perbatasan Kashmir antara India-Pakistan serta dua Korea".

"Saya kira dia lebih banyak mendamaikan bangsa lain ketimbang para penerima Nobel Perdamaian yang lainnya," kritiknya kepada Fox News.

Baca juga: Presiden Korsel: Trump Pantas Dapat Hadiah Nobel Perdamaian

Dia menuturkan seharusnya komite Nobel melihat fakta, bukan menilai hanya karena masa lalu sang presiden atau pernyataannya yang dinilai kontroversial.

Tybring-Gjedde menerangkan bahwa para penerima hadiah Nobel itu malah tidak berbuat apa pun untuk perdamaian, dibanding Trump.

Dia kemudian mencontohkan pendahulu Trump, Barack Obama, yang menerima Nobel pada 2009 "kerja kerasnya memperkuat diplomasi internasional dan kerja sama".

"Obama sama sekali tak melakukan apa pun," kata dia. Sementara presiden dari Partai Republik tersebut bisa memberikan dampak bagi perdamaian di Timur Tengah.

Dia menjelaskan berdasarkan kesepakatan damai Isrral dan Uni Emirat Arab, negara Timur Tengah lain bisa mengikuti jejaknya.

"Perjanjian ini bisa menjadi momen perubahan yang akan mengubah Timur Tengah menjadi kawasan yang makmur dan penuh kooperasi," pujinya.

Baca juga: Politisi Republikan Ajukan Trump untuk Dapat Nobel Perdamaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com