Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Ini Seluk Beluk Barakah, PLTN Pertama Bangsa Arab

Kompas.com - 17/08/2020, 18:14 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

ABU DHABI, KOMPAS.com - Bagi negara yang kaya minyak seperti Uni Emirat Arab (UEA), mudah saja bagi mereka menyediakan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) atau pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) bagi rakyatnya.

Apalagi, cadangan minyak bumi dan gas di bawah tanah negara tersebut melimpah ruah.

Namun, berada di zona nyaman tidak serta merta membuat UEA leha-leha. Justru negara tersebut mulai melirik sumber energi lain bisa diandalkan jika sewaktu-waktu minyak mereka habis.

Tenaga nuklir adalah salah satu sumber energi yang dilirik negara tersebut. Setelah penantian dan perjuangan yang cukup panjang, pada 1 Agustus lalu, UEA resmi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) milik mereka.

PLTN tersebut diberi nama Barakah. Nawah Energy Company melaporkan telah berhasil memulai pengoperasian Unit I dari PLTN Barakah sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.

Baca juga: Uni Emirat Arab Aktifkan Reaktor PLTN Pertamanya

PLTN Barakah menjadi PLTN pertama dari bangsa Arab. Bangsa Yahudi melalui Israel dan bangsa Persia melalui Iran telah memiliki PLTN terlebih dahulu.

PLTN Barakah seakan-akan menunjukkan kebangkitan bagi bangsa Arab untuk menyusul ketertinggalannya ihwal teknologi energi dari kedua bangsa itu di kawasan.

Diwartakan Deutsche Welle, analis dari Arab Gulf States Institute, Sara Bazoobandi, mengatakan selama bertahun-tahun UEA memikirkan bagaimana jika suatu cadangan minyak mereka habis.

Maka dari itu, sejak 2002, UEA mulai mendirikan Perusahaan Pengembangan Mubadala untuk berinvestasi dalam teknologi masa depan, termasuk energi terbarukan, di seluruh dunia.

"Pemimpin politik UEA sangat menyadari bahwa transisi dari ekonomi berbasis minyak ke ekonomi berbasis pengetahuan adalah kuncinya," kata Bazoobandi.

Produk domestik bruto (PDB) UEA sendiri masih sangat bergantung pada minyak dan gas. pada, UEA mengekspor minyak mentah senilai 50 miliar dollar AS (Rp 746 triliun) ke berbagai negara di dunia.

Pemerintah UEA berpendapat, energi terbarukan seperti nuklir dan matahari bisa jauh lebih murah di masa depan.

Selain itu, sumber energi terbarukan juga relatif aman dari gejolak politik dan terorisme, di mana harga minyak cenderung sangat fluktuatif saat situasi global bergejolak.

Baca juga: Terobosan Besar, AS Berencana Bangun PLTN di Mars dan Bulan

PLTN Barakah

Pudah sejak lama UEA memikirkan untuk mengembangan energi nuklir di negaranya. Pada 2008, UEA meluncurkan roadmap berjudul 'Evaluasi dan Pengembangan Potensi Energi Nuklir yang Damai'.

Roadmap tersebut menguraikan kebutuhan untuk mengembangkan sumber energi listrik tambahan untuk memenuhi proyeksi permintaan di masa depan dan mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com