Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Ciptakan Terobosan untuk Obat Covid-19, 3 Profesor Ini Jadi Jutawan

Kompas.com - 26/07/2020, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Tiga profesor universitas telah menjadi jutawan setelah "terobosan besar" yang mereka lakukan untuk obat Covid-19.

Ratko Djukanovic, Stephen Holgate dan Donna Davies mendirikan perusahaan Synairgen yang berbasis di Southampton sudah hampir dua dekade lalu.

Melansir Daily Mail pada Sabtu (25/7/2020), saham perusahaan yang terlibat dalam uji coba obat Covid-19 yang berhasil, mengalami lonjakan nilai saham, 3.000 per sen dalam semalam.

Baca juga: Bukan Main, 4 Miliarder Ini justru Semakin Kaya saat Pandemi Virus Corona

Profesor bidang kedokteran Djukanovic melihat 0,56 persen sahamnya naik dari 300.000 poundsterling (Rp 5,6 miliar) menjadi 1,6 juta poundsterling (Rp 29,9 miliar), dalam semalam menurut laporan The Guardian.

Holtage, seorang profesor imunofarmakologi yang berusia 73 tahun melihat 0,59 persen sahamnya juga mengalami kenaikan nilai menjadi 1,7 juta poundsterling (Rp 31,8 miliar).

Sementara, profesor sel pernapasan dan biologi molekuler, Davies yang berusia 67 tahun mendapatkan kenaikan nilai saham yang sama juga melalui perusahaan yang lain.

Baca juga: Virus Corona Diduga Masuk Korut, Kim Jong Un Langsung Rapat Darurat

Ketiga profesor ini yang pertama kali menemukan orang-orang dengan asma dan penyakit paru-paru kronis kekurangan protein yang disebut interferon beta pada 2004.

Interferon beta dapat membantu tubuh melawan flu biasa. Jika protein yang hilang diganti, pertahanan alami tubuh lebih mampu mengalahkan infeksi virus.

Kemudian, dalam sebuah penelitian terhadap 101 pasien virus corona yang diberi formula khusus obat interferon, SNG001, dua atau tiga kali lebih mungkin untuk sembuh daripada mereka yang diberi plasebo.

Baca juga: Singapura Targetkan Asrama Pekerja Asing Bebas Virus Corona Awal Agustus

Pasien yang diberikan obat langsung ke saluran pernapasan mereka melalui nebuliser, inhaler, 79 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menderita penyakit serius.

Hasil uji klinis diterbitkan pada 21 Juli lalu, yang membuat saham Synairgen naik 540 persen saat jam makan siang.

Gabungan 2,6 persen saham direksi perusahaan itu kini telah bernilai lebih dari 7 juta poundsterling (Rp 130,9 miliar).

Baca juga: Ingin Wabah Covid-19 Berakhir, Warga di India Puja Dewi Corona

Kepala Eksekutif Synairgen, Richard Marsden, mengatakan kepada The Guardian bahwa uang dihasilkan dari penelitian hanyalah efek samping dari hasil penelitian mereka.

"Itu (uang) tidak lebih baik daripada melihat obat yang Anda buat merawat pasien sungguhan (bukan objek penelitian). Jika penelitian berhasil efek sampingnya adalah menghasilkan uang. Jika orang pintar dan menemukan sesuatu yang bermanfaat, mereka harus mendapatkan penghargaan secara ekonomi," ujar Marsden.

Marsden, sebagai pemegang saham 0,3 persen, mengatakan harga saham 204 per sen pada penutupan hari Jumat adalah 'masuk akal'.

Baca juga: Negatif Covid-19 Tiga Kali, Wanita Ini Meninggal dengan Gejala Virus Corona

"Ini adalah terobosan besar dalam perawatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit," kata Marsden.

"Kami tidak bisa mengharapkan hasil (uji coba) yang jauh lebih baik daripada ini," imbuhnya.

Percobaan penelitian sekarang telah diperluas untuk pasien yang menderita gejala virus corona yang lebih ringan di rumah, dalam upaya untuk menurunkan jumlah kasus di rumah sakit.

Semenatara, produsen obat Rentschler telah diminta untuk mulai memproduksi lebih dari satu juta dosis obat menjelang gelombang kedua yang diantisipasi terjadi di musim dingin ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com