Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santri di Afrika Barat Dipaksa Mengemis di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 07/06/2020, 19:14 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

ABUJA, KOMPAS.com - Anak-anak ini dikenal di Afrika Barat; memakai pakaian compang-camping, memegang mangkuk plastik dan meminta uang atau makanan.

Mereka mengemis dan bergerak dalam kelompok kecil sambil membaca Al Quran. Mereka kerap berdiri di persimpangan jalan, stasiun bus dan kerumunan oarng.

Namun, orang-orang yang melihat mereka bukannya memberi uang malah kadang menakut-nakuti para Almajiri ini, sebutan mereka di Nigeria.

Pada 2014, organisasi bantuan anak-anak PBB, UNICEF memperkirakan jumlah mereka di sana saja sekitar 9,5 juta jiwa.

Anak-anak ini juga dikenal di negara-negara berbahasa Perancis dengan nama Talibés. Menurut Human Rights Watch, jumlahnya lebih dari 100.000 di Senegal.

Baca juga: Apa Itu Begpackers? Fenomena Turis Asing Minta Uang Layaknya Pengemis

Sistemnya serupa di mana-mana di Afrika Barat, biasanya orang tua dari daerah pedesaan mengirim putra mereka ke imam di desa dan kota yang lebih besar.

Anak-anak itu masih berusia sekolah dasar. Praktik ini telah berlangsung selama 300 tahun. Bukan hal baru, dan tidak aneh lagi, kata Sheik Nuruddeen Lemu dari Institut Dakwah Studi Islam di Nigeria.

"Almajiri adalah kata (dari etnis) Haussa untuk [Al] Muhajir, yang berarti pendatang dalam bahasa Arab." Para imam bertanggung jawab atas pendidikan agama anak-anak, tetapi juga antara lain mengajarkan hukum pajak dan pernikahan.

Di Nigeria, konsep Almajiri tersebar luas di kalangan kelompok etnis Haussa dan Fulani. Oleh karena itu lebih bersifat budaya daripada fenomena keagamaan.

Namun, kondisi hidup anak-anak yang dipaksa para imam itu untuk mengemis sangatlah buruk.

Baca juga: WHO: Korban Tewas akibat Ebola di Afrika Barat Mencapai 7693 Jiwa

Akomodasi mereka memprihatinkan. Anak-anak sering kali harus meminta-minta untuk mendapat makanan.

Hukuman yang diberikan kepada mereka berupa pukulan. Tidak ada fasilitas sanitasi atau tempat peristirahatan yang aman.

Pandemi corona berdampak sangat berbahaya bagi santri-santri ini. Karena kondisi hidup yang buruk, mereka dapat terinfeksi dengan mudah.

Terlebih banyak orang menuduh mereka menyebarkan virus sambil mengemis. Meski tidak ada bukti mengenai hal itu.

Oleh karena itu, beberapa gubernur di Nigeria memutuskan untuk mendeportasi anak-anak lelaki itu ke tanah air mereka. Deportasi dilakukan di tengah malam dan kadang-kadang dengan penggunaan kekerasan.

Baca juga: Kembali Merebak di Kongo, Berikut Beda Virus Ebola dengan Corona...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com