Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Washington Namai Jalan di Luar Gedung Putih Black Lives Matter Plaza

Kompas.com - 07/06/2020, 18:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wali Kota Washington, Muriel Bowser, menamai ulang jalan di depan Gedung Putih sebagai Black Lives Matter Plaza.

Keputusan itu diambil menyikapi respons Presiden AS Donald Trump, yang dianggap keras dalam menangani demonstrasi kematian George Floyd.

Wali Kota Bowser memberikan nama Black Lives Matter Plaza menggunakan tinta kuning dengan ukuran besar, yang dipasang di aspal jalan, dilaporkan Daily Mirror Jumat (5/5/2020).

Baca juga: Tanggapi Demo Black Lives Matters, Amerika Bersatu Serukan Persatuan Indonesia

Bowser mengunggah gambar jalanan yang dicat di 16th street Washington, dengan pesan untuk Breonna Taylor, gadis kulit hitam yang ditembak mati di Louisville, Kentucky.

Kematian Taylor, begitu juga George Floyd pada 25 Mei lalu di Minneapolis, membangkitkan aksi unjuk rasa yang merambah ratusan kota di AS.

"Breonna Taylor, di hari ulang tahunmu, mari kita menentukan sikap. Mari kita bersikap untuk membuat Amerika seperti seharusnya," tegasnya.

Bowser dan Trump berbeda pendapat terkait perlunya pengerahan militer untuk meredam kerusuhan yang terjadi di luar Gedung Putih.

"Kami ingin pasukan tidak menginjakkan kaki di negara bagian ini, di Washington DC," jelas Bowser dalam konferensi pers Kamis (4/6/2020).

Tanda Black Lives Matter Plaza itu dipasang di persimpangan antara Jalan H dan ke-16, lokasi Gereja Episkopal St John, atau Gereja Presiden.

Di sanalah, Trump sempat berpose sembari memegang Alkitab, aksi yang kemudian memantik kecaman dari tokoh agama hingga oposisi.

Baca juga: BTS dan Big Hit Entertainment Sumbang Rp 13,6 Miliar ke Black Lives Matter

Merespons tindakan Bowser, sang presiden dalam kicauannya di Twitter menyebut si wali kota sebagai sosok yang tidak kompeten.

Presiden berusia 73 tahun itu menyatakan Bowser sebagai pejabat yang tak pandai mengatur anggaran, dan tak menghasilkan dampak apa pun.

"Dia kini bertengkar Garda Nasional, yang sudah menyelamatkannya dari rasa malu amat sangat," ujar pemimpin dari Partai Republik.

"Jika dia tidak memperlakukan anggota pria dan perempuan ini dengan baik, maka kami akan membawa kelompok yang berbeda!" ancamnya.

Taylor, seorang pekerja medis berusia 26 tahun, ditembak mati pada 13 Maret lalu karena bersama pacarnya, Kenneth Walker, mereka diduga menjual narkoba.

Sementara Floyd tewas ketika lehernya ditindih oleh polisi kulit putih, Derek Chauvin, karena dituduh menggunakan uang palsu.

Baca juga: Demo George Floyd Bertajuk Black Lives Matter, Apa Artinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com