Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Wabah Virus Corona, China Gunakan 3 Strategi

Kompas.com - 22/03/2020, 14:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, perjuangan China melawan wabah virus corona memberikan secercah harapan bagi dunia.

Salah satu alasan mengapa WHO mengatakan itu adalah selama tiga hari beruntun, Wuhan, kota tempat wabah terdeteksi, tidak melaporkan infeksi domestik.

Selain itu dalam empat hari terakhir, mereka hanya melaporkan satu kasus internal. Perkembangan signifikan setelah pada awal wabah terjadi kekacauan.

Baca juga: Dari Pusat Wabah Virus Corona, Perlahan China Beri Bantuan ke Negara Lain

Meski begitu, ada pakar yang meragukan langkah-langkah Beijing dalam mengatasi virus corona sukar diikuti negara lain, terutama negara Barat.

Ahli merujuk kepada sistem Beijing yang terpusat, pemerintahan satu partai yang tak memungkinkan perbedaan pendapat, hingga memobilisasi sumber daya untuk satu isu.

Dilansir AFP Minggu (22/3/2020), metode Negeri "Panda" memulihkan diri dari Covid-19 bisa dimampatkan dalam tiga strategi.

1. Tutup dan tahan

Pada Januari, China secara efektif menutup Wuhan, menempatkan 11 juta penduduknya dalam karantina ketat. Langkah yang kemudian diikuti kota lain di Provinsi Hubei.

Sementara di wilayah lain seantero China, pemerintah setempat berkeras melarang warganya untuk tidak keluar dan diam saja di rumah.

Ratusan juta warga Negeri "Panda" di hidup di lingkungan padat. Sehingga komite masyarakat setempat bisa berpatroli dan mengawasi mereka.

Dengan demikian, kepatuhan warga bisa terlihat. "Pengurungan berhasil," kata Sharon Lewin, profesor kedokteran di Uiniversitas Melbourne.

Baca juga: Update Virus Corona 21 Maret: 4 Kunci Jerman Atasi Corona | China Banyak Kirim Bantuan

"Dua pekan setelah Wuhan ditutup, yang merupakan masa inkubasi virus corona, jumlah (infeksi) mulai berkurang," jelas Lewin.

Social distancing ekstrem dan karantina mandiri sejak saat itu mulai diikuti oleh negara lain di Eropa, termasuk beberapa negara bagian AS.

Namun studi yang dipaparkan Imperial College London menunjukkan, strategi itu bisa berdampak pada ekonomi dan sosial. Jangan pendek maupun panjang.

Dalam penelitian yang dipublikasikan, tantangan utama dari cara ini adalah mereka harus dipertahankan setidaknya hingga vaksin siap dalam 18 bulan.

"Jika intervensi sampai dilonggarkan, maka tingkat penularan maka bakal kembali ke jalurnya," demikian studi dari Imperial College London.

Baca juga: Update Virus Corona 20 Maret: Korban di Italia Lampaui China | Raja Salman Angkat Bicara

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com