Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Wabah Corona Berlangsung, AS Izinkan Imigran Ilegal dapat Akses Pengobatan

Kompas.com - 20/03/2020, 15:56 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Otoritas imigrasi Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka tidak akan menahan imigran yang tidak berdokumen di fasilitas kesehatan, selama wabah virus corona berlangsung.

Badan Imigrasi Bea dan Cukai AS (ICE) pada tahun lalu telah menggencarkan penangkapan dan mendeportasi imigran ilegal.

Mereka menciduknya di fasilitas publik, termasuk pengadilan di mana para imigran ilegal tersebut mungkin tersandung dalam kasus hukum.

Baca juga: Ada Virus Corona, Penjualan Senjata Api di Amerika Serikat Melonjak

Namun institusi tersebut mengatakan pada Rabu malam (18/3/2020) bahwa mengingat situasi darurat akibat epidemi virus corona, imigran ilegal tanpa dokumen diizinkan mengunjungi dokter dan fasilitas-fasilitas kesehatan.

"Selama krisis Covid-19, ICE tidak akan melakukan operasi penegakan hukum di atau dekat fasilitas perawatan kesehatan," tulis ICE dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

Fasilitas kesehatan yang dimaksud di antaranya rumah sakit, tempat praktik dokter, klinik kesehatan terakreditasi, dan fasilitas-fasilitas perawatan darurat.

Baca juga: Profil Uli Auliani, Bintang Film Horor yang Kini Berkarier di Amerika

ICE menambahkan, lingkup penahanan akan dipersempit untuk imigran ilegal yang "menimbulkan risiko keselamatan publik", atau menghadapi tuntutan pidana yang serius.

Kemudian sisanya akan diselesaikan "setelah krisis berakhir", demikian pernyataan ICE.

Presiden Donald Trump menugaskan ICE untuk mengumpulkan dan mengusir imigran ilegal, yang jumlahnya lebih dari 10 juta orang. di Amerika Serikat.

Mereka telah berada di "Negeri Uncle Sam" selama berpuluh-puluh tahun lamanya.

Baca juga: Cegah Corona, Kabupaten di Pegunungan Tengah Papua Perktetat Pengawasan di Pintu Masuk

Epidemi ini juga telah membuat beberapa penerbangan deportasi dari AS ke Amerika Tengah ditangguhkan.

Rabu kemarin, El Salvador mengatakan penerbangan ditangguhkan untuk mencegah imigran ilegal yang dipulangkan menyebarkan penyakit Covid-19.

Negara yang berada di Amerika Tengah itu baru mencatatkan satu virus corona, tetapi akhir pekan lalu Kongres telah mengumumkan keadaan darurat.

Baca juga: Viral Unggahan Dettol Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Penjelasannya

Pergerakan warganya dibatasi, dan orang asing dilarang masuk. El Salvador juga mengharuskan semua warga negaranya yang kembali untuk menjalani karantina selama 20 hari.

Sementara itu AS sampai berita ini dirilis telah memiliki total 13.795 kasus virus corona, termasuk 4.536 tambahan kasus baru.

Jumlah korban meninggal 207 orang, sedangkan yang sembuh sebanyak 108 pasien, menurut data dari Worldometers.

Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com