WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Otoritas imigrasi Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka tidak akan menahan imigran yang tidak berdokumen di fasilitas kesehatan, selama wabah virus corona berlangsung.
Badan Imigrasi Bea dan Cukai AS (ICE) pada tahun lalu telah menggencarkan penangkapan dan mendeportasi imigran ilegal.
Mereka menciduknya di fasilitas publik, termasuk pengadilan di mana para imigran ilegal tersebut mungkin tersandung dalam kasus hukum.
Baca juga: Ada Virus Corona, Penjualan Senjata Api di Amerika Serikat Melonjak
Namun institusi tersebut mengatakan pada Rabu malam (18/3/2020) bahwa mengingat situasi darurat akibat epidemi virus corona, imigran ilegal tanpa dokumen diizinkan mengunjungi dokter dan fasilitas-fasilitas kesehatan.
"Selama krisis Covid-19, ICE tidak akan melakukan operasi penegakan hukum di atau dekat fasilitas perawatan kesehatan," tulis ICE dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Fasilitas kesehatan yang dimaksud di antaranya rumah sakit, tempat praktik dokter, klinik kesehatan terakreditasi, dan fasilitas-fasilitas perawatan darurat.
Baca juga: Profil Uli Auliani, Bintang Film Horor yang Kini Berkarier di Amerika
ICE menambahkan, lingkup penahanan akan dipersempit untuk imigran ilegal yang "menimbulkan risiko keselamatan publik", atau menghadapi tuntutan pidana yang serius.
Kemudian sisanya akan diselesaikan "setelah krisis berakhir", demikian pernyataan ICE.
Presiden Donald Trump menugaskan ICE untuk mengumpulkan dan mengusir imigran ilegal, yang jumlahnya lebih dari 10 juta orang. di Amerika Serikat.
Mereka telah berada di "Negeri Uncle Sam" selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Baca juga: Cegah Corona, Kabupaten di Pegunungan Tengah Papua Perktetat Pengawasan di Pintu Masuk
Epidemi ini juga telah membuat beberapa penerbangan deportasi dari AS ke Amerika Tengah ditangguhkan.
Rabu kemarin, El Salvador mengatakan penerbangan ditangguhkan untuk mencegah imigran ilegal yang dipulangkan menyebarkan penyakit Covid-19.
Negara yang berada di Amerika Tengah itu baru mencatatkan satu virus corona, tetapi akhir pekan lalu Kongres telah mengumumkan keadaan darurat.
Baca juga: Viral Unggahan Dettol Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Penjelasannya
Pergerakan warganya dibatasi, dan orang asing dilarang masuk. El Salvador juga mengharuskan semua warga negaranya yang kembali untuk menjalani karantina selama 20 hari.
Sementara itu AS sampai berita ini dirilis telah memiliki total 13.795 kasus virus corona, termasuk 4.536 tambahan kasus baru.
Jumlah korban meninggal 207 orang, sedangkan yang sembuh sebanyak 108 pasien, menurut data dari Worldometers.
Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.