Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Virus Corona, Iran Siapkan Kuburan Massal

Kompas.com - 14/03/2020, 13:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNN

TEHERAN, KOMPAS.com - Satelit Teknologi Maxar sejak Minggu (01/03/2020) sampai Minggu (08/03/2020) mengunggah gambar yang ditangkap dari penampakan atas wilayah Qom, Iran. Tepatnya pada pemakaman Behesht-e Masoumeh.

Gambar tersebut menunjukkan dua parit kuburan yang masih baru dibuat pada Minggu (01/03/2020) dan banyak pula penggalian setelah itu. Tampak pada gambar satelit itu, pemerintah Iran seperti menyiapkan parit-parit kuburan baru untuk korban meninggal akibat wabah virus corona.

Menurut tradisi Islam, mayat harus dikubur secepat mungkin setelah waktu kematian. Namun karena wabah virus corona, Direktur kamar mayat Behesht-e Masoumeh, Ali Ramezani mengatakan kepada TV pemerintah Iran pada awal Maret lalu bahwa penguburan ditunda karena pengujian virus membutuhkan waktu.

Dilansir dari CNN, tindakan pencegahan atas wabah virus corona di Behesht-e Masoumeh memungkinkan petugasnya tidak melakukan pembersihan jenazah dengan air dan sabun seperti tradisi Islam pada umumnya.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Temuan Terbaru Pasien Nol | Virus Corona Dikirim Militer AS

Di Behesht-e Masoumeh, belasan mayat terbungkus tas hitam berjejer di lantai kamar mayat. Sementara itu, para tenaga medis berjalan melewati mayat-mayat tersebut dengan pakaian pelindung lengkap. 

 

Belasan mayat itu tertangkap dalam video yang direkam oleh seseorang. Perekam video itu sudah ditangkap dan telah diajukan ke pengadilan berdasarkan laporan kantor berita semi-resmi ISNA.

Tahun Baru Persia, Nowruz di tengah wabah virus corona

Tahun Baru Persia atau Nowruz jatuh pada Jumat depan (20/03/2020). Banyak keluarga Iran yang menziarahi kuburan sebelum akhir tahun Persia sebagai tradisi tahunan.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah membatalkan rencana pidato tahunannya untuk Nowruz sebagaimana dilaporkan kantor berita negara Iran, IRNA pada Senin (09/03/2020). 

Baca juga: Trump Umumkan Darurat Nasional AS atas Wabah Virus Corona

Khamenei tidak akan melakukan perjalanan spiritual ke kota Masyhad, sebuah situs tempat suci Imam Reza, di mana pidato tahunan Khamenei biasa disampaikan.

Kantor berita Iran, IRNA menyatakan, "Karena penyebaran virus corona dan rekomendasi ketat yang diberikan pejabat kesehatan serta spesialis untuk menghindari segala bentuk pertemuan dan menahan diri dari bepergian dan keluar dari kota untuk mencegah penyebaran penyakit, maka upacara pidato Pemimpin Ali Khamenei tidak akan diadakan di tahun ini."

Iran mengambil langkah drastis pada pekan lalu untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Pemerintah Iran juga melarang salat Jumat di seluruh provinsi di dalam negeri. Sekolah dan universitas juga ditutup. Konser dan acara olahraga dibatalkan.

Sebanyak 31 provinsi di Iran telah terinfeksi wabah virus corona. Sejumlah pejabat terkenal menjadi sakit. 

Baca juga: Virus Corona, Tahanan Palestina Takut Berada di Penjara Israel yang Kotor dan Sesak

Mantan menteri luar negeri Iran dan penasihat Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati juga baru-baru ini dinyatakan positif terjangkit virus corona. Dia dikarantina di rumahnya di Teheran, berdasarkan pemberitaan kantor berita semi-resmi ISNA pada Selasa lalu.

Penasehat Khamenei lainnya, Mohammad Mirmohammadi yang sudah lansia (71) meninggal minggu lalu. Salah satu ulama Syiah terkemuka di Iran, Hadi Khosroshahi juga wafat karena sakit bulan lalu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Punggung Basah, Kepala Pusing: Pelajar Filipina Menderita Akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah, Kepala Pusing: Pelajar Filipina Menderita Akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com