Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wabah Virus Corona, Iran Siapkan Kuburan Massal

TEHERAN, KOMPAS.com - Satelit Teknologi Maxar sejak Minggu (01/03/2020) sampai Minggu (08/03/2020) mengunggah gambar yang ditangkap dari penampakan atas wilayah Qom, Iran. Tepatnya pada pemakaman Behesht-e Masoumeh.

Gambar tersebut menunjukkan dua parit kuburan yang masih baru dibuat pada Minggu (01/03/2020) dan banyak pula penggalian setelah itu. Tampak pada gambar satelit itu, pemerintah Iran seperti menyiapkan parit-parit kuburan baru untuk korban meninggal akibat wabah virus corona.

Menurut tradisi Islam, mayat harus dikubur secepat mungkin setelah waktu kematian. Namun karena wabah virus corona, Direktur kamar mayat Behesht-e Masoumeh, Ali Ramezani mengatakan kepada TV pemerintah Iran pada awal Maret lalu bahwa penguburan ditunda karena pengujian virus membutuhkan waktu.

Dilansir dari CNN, tindakan pencegahan atas wabah virus corona di Behesht-e Masoumeh memungkinkan petugasnya tidak melakukan pembersihan jenazah dengan air dan sabun seperti tradisi Islam pada umumnya.

Di Behesht-e Masoumeh, belasan mayat terbungkus tas hitam berjejer di lantai kamar mayat. Sementara itu, para tenaga medis berjalan melewati mayat-mayat tersebut dengan pakaian pelindung lengkap. 

Belasan mayat itu tertangkap dalam video yang direkam oleh seseorang. Perekam video itu sudah ditangkap dan telah diajukan ke pengadilan berdasarkan laporan kantor berita semi-resmi ISNA.

Tahun Baru Persia, Nowruz di tengah wabah virus corona

Tahun Baru Persia atau Nowruz jatuh pada Jumat depan (20/03/2020). Banyak keluarga Iran yang menziarahi kuburan sebelum akhir tahun Persia sebagai tradisi tahunan.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah membatalkan rencana pidato tahunannya untuk Nowruz sebagaimana dilaporkan kantor berita negara Iran, IRNA pada Senin (09/03/2020). 

Khamenei tidak akan melakukan perjalanan spiritual ke kota Masyhad, sebuah situs tempat suci Imam Reza, di mana pidato tahunan Khamenei biasa disampaikan.

Kantor berita Iran, IRNA menyatakan, "Karena penyebaran virus corona dan rekomendasi ketat yang diberikan pejabat kesehatan serta spesialis untuk menghindari segala bentuk pertemuan dan menahan diri dari bepergian dan keluar dari kota untuk mencegah penyebaran penyakit, maka upacara pidato Pemimpin Ali Khamenei tidak akan diadakan di tahun ini."

Iran mengambil langkah drastis pada pekan lalu untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Pemerintah Iran juga melarang salat Jumat di seluruh provinsi di dalam negeri. Sekolah dan universitas juga ditutup. Konser dan acara olahraga dibatalkan.

Sebanyak 31 provinsi di Iran telah terinfeksi wabah virus corona. Sejumlah pejabat terkenal menjadi sakit. 

Mantan menteri luar negeri Iran dan penasihat Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati juga baru-baru ini dinyatakan positif terjangkit virus corona. Dia dikarantina di rumahnya di Teheran, berdasarkan pemberitaan kantor berita semi-resmi ISNA pada Selasa lalu.

Penasehat Khamenei lainnya, Mohammad Mirmohammadi yang sudah lansia (71) meninggal minggu lalu. Salah satu ulama Syiah terkemuka di Iran, Hadi Khosroshahi juga wafat karena sakit bulan lalu.

Para pejabat Iran mengonfirmasi bahwa sebanyak 23 anggota parlemen yang beranggotakan 290 orang telah dinyatakan positif. Dua anggota diketahui meninggal. Beberapa wakil presiden dari 12 orang yang ada juga dinyatakan positif, salah satunya adalah Eshaq Jahangiri.

Sementara itu, pada Jumat (13/03/2020), pemerintah Iran menolak tawaran Presiden AS Donald Trump yang ingin membantu Iran melawan virus corona.

Trump mengatakan, "Kami memiliki dokter terbaik di dunia. Kami menawarkan bantuan kepada Iran."

Menanggapi ucapan itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Abbas Mousavi menolak tawaran tersebut dan menyebut Trump munafik serta menjijikkan. Dia juga menuduh AS sebagai 'terorisme ekonomi dan medis' menurut stasiun TV yang dikelola pemerintah Iran.

"Daripada menunjukkan belas kasih yang munafik, lebih baik Anda akhiri saja terorisme ekonomi dan medis yang Anda lakukan sehingga obat-obatan dan persediaan medis bisa dijangkau oleh petugas medis dan rakyat Iran," kata Mousavi.

Dia juga menegaskan bahwa Iran tidak membutuhkan dokter dari AS.  Juga menyombongkan tenaga medis Iran dengan berkata, "petugas medis kami terbaik, paling berani dan paling lengkap di dunia." Tandas Abbas Mousavi.

https://www.kompas.com/global/read/2020/03/14/130000370/wabah-virus-corona-iran-siapkan-kuburan-massal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke