Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Bisnis "Hotpot": Menjaga Loyalitas Pelanggan agar Bernapas Panjang

Kompas.com - 03/02/2024, 17:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Stephanie Clarissa, Keni, dan Frangky Selamat*

MUSIM hujan telah tiba. Suhu iklim tropis Indonesia yang tadinya panas terik sinar matahari kini berangsur lebih sejuk dan menenangkan.

Suhu udara yang lebih rendah membuat badan terasa dingin. Bagi pecinta kuliner, inilah saat yang tepat untuk menyantap hidangan yang menghangatkan tubuh.

Hotpot menjadi salah satu hidangan favorit saat ini yang menawarkan berbagai variasi rasa menggoda.

Hotpot adalah makanan berkuah yang sangat populer di Tiongkok. Makanan ini telah ada sejak 1000 tahun lalu. Sajian ini sangat digemari tatkala musim dingin tiba karena mampu membuat tubuh menjadi lebih hangat.

Selain itu, makanan ini juga dianggap lebih menyehatkan karena diproses dengan direbus, bukan digoreng, apalagi dibakar. Bahan-bahan yang digunakan juga cenderung bergizi tinggi.

Bisnis restoran yang bergantung pada tren dan kerap kali cepat ditinggal pelanggannya karena bosan, membuat siklus hidup usaha ini begitu cepat berganti.

Namun, kondisi tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk restoran hotpot yang memberikan kesempatan kepada pelanggannya untuk meracik sendiri makanan yang disajikan.

Dengan kesempatan tersebut, setiap pelanggan dapat meracik makanan dengan cita rasa yang diinginkan atau menghasilkan racikan yang berbeda setiap kali menyantap hidangan, sehingga pelanggan tidak mudah merasa jenuh dengan konsep restoran hotpot.

Keunikan tersebut membuat restoran hotpot menjadi ‘booming’ dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat sudah mengenal dan memahami konsep restoran tersebut seperti variasi rasa kuah ataupun atraksi yang dipertunjukkan saat menghidangkan makanan untuk pelanggan.

Siklus bisnis restoran

Restoran hotpot dapat menjadi potret kecil usaha kuliner yang mencoba terus bertahan di tengah ketatnya persaingan restoran sejenis dan dinamika perilaku konsumen yang dinamis.

Setelah sekian lama mengalami fase “booming“ dalam business life cycle, kini restoran hotpot secara cepat berangsur memasuki tahap kematangan dan segera menuju ke tahap penurunan jika tidak dikelola secara optimal.

Oleh sebab itu, tantangan yang dihadapi oleh restoran hotpot saat ini adalah meningkatkan dan mempertahankan loyalitas pelanggan.

Tantangan tersebut tergolong kompleks karena setiap restoran memiliki model bisnis yang serupa dan bukan jenis restoran yang dikunjungi secara rutin oleh pelanggan seperti layaknya mengunjungi warteg untuk makan siang.

Pelanggan cenderung berkunjung ke restoran hotpot untuk perayaan ataupun berkumpul bersama teman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com